Jumat, 30 Januari 2015

Penataan Politik, Ekonomi dan Sosial di awal Kemerdekaan

Penataan Politik, Ekonomi dan Sosial di awal Kemerdekaan
“Kita ini selalu saja mempersoalkan kesulitan (rintangan, satu pintu yang menghalangi kita, dan tertutup). Padahal, ketika satu pintu tertutup, ada banyak pintu-pintu lain yang masih terbuka. Ada banyak jalan yang bisa kita tempuh.” Alexander graham bell                                                                     
Bangsa Indonesia menyatakan sebagai Negara merdeka pada tanggal 17 agustus 1945 melalui proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno.  Namun, secara hokum internasional Indonesia dianggap bukan sebuah Negara merdeka.  Indonesia masih menjadi bagian dari Kerajaan Belanda, yang posisinya di Asia Tenggara.  Karena itu, Pemerintah colonial Belanda mengirim Van Der Plass untuk menegakkan kembali penjajahan Belanda di tanah air Indonesia.  Karena itu, tujuan kedatangan tentara Belanda yang tergabung dalam NICA adalah menjajah kembali  100 % wilayah Indonesia yang dulu dikuasainya.  Dalam forum-forum internasional, pemerintah Belanda selalu menegaskan wilayah Indonesia adalah bagian dari wilayah kerajaan Belanda.  Apa yang terjadi diwilayah Indonesia dianggap sebagai masalah dalam negeri Belanda.  Posisi Belanda yang berada di pihak sekutu dalam perang Dunia ke 2, memberikan keuntungan kepada Belanda, setidaknya banyak mendapatkan bantuan dari pihak sekutu, misalnya bantuan pasukan Inggris untuk menyelundupkan tentara NICA, dan bila pasukan NICA terlibat konflik dengan pasukan BKR atau Laskar, mereka akan meminta bantuan pada pasukan Inggris.
Disisi lain, banyaknya ideology yang berkembang dan banyak partai dan organisasi massa yang sudah berdiri sejak tahun 1920an, memunculkan persaingan politik dan konflik ideology yang bisa muncul kapanpun dan akan menjadi gangguan bagi Negara yang sedang berjuang untuk merdeka dan membangun kesejahteraan bagi rakyat.  Persaingan mulai muncul ketika pembentukan KNIP dan Kabinet pertama dibentuk.

Masalah Politik di awal kemerdekaan  :
1.      Belanda belum mengakui Indonesia merdeka
2.      Belum ada pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia didunia internasional
3.      Belum memiliki Presiden dan Wakil Presiden atau pemerintahan dengan jaringan birokrasinya hingga kemasyarakat desa.
Sikap Belanda yang dating untuk menjajah kembali, belum adanya pengakuan sebagai Negara merdeka dari Negara-negara yang ada, belum adanya pemerintahan yang definitive , kemiskinan yang sangat parah yang dialami rakyat Indonesia, menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintahan atau elit – elit politik Indonesia.
Karena itu, lembaga satu-satunya yang dimiliki bangsa Indonesia dan mencerminkan kepemimpinan bangsa Indonesia, PPKI ( Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia ) difungsikan untuk menata kelembagaan pemerintahan Indonesia dan strategi politik yang dibangun dalam rangka menghadapi upaya penjajahan yang dilakukan Belanda.



Penataan Politik yang dilakukan pemerintah :
1.      Sidang PPKI tanggal 18 agustus 1945 Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945
2.      Sidang PPKI tanggal 18 agustus 1945 menetapkan pengangkatan Ir Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi wakil Presiden
3.      Sidang PPKI tanggal 18 agustus 1945 membentuk komite nasional
4.      Tanggal 19 agustus 1945, PPKI menetapkan dan mengesahkan  pembentukan kebinet dan pembagian wilayah RI kedalam 8 propinsi
5.      Tanggal 23 Agustus 1945, Soekarno mengumumkan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat
6.      Tanggal 3 Nopember 1945, Wapres Mohammad Hatta mengeluarkan maklumat pemerintah untuk dibentuknya partai partai politik

Masalah Ekonomi di awal Kemerdekaan sangat parah,  Pemerintah Pendudukan Militer Jepang berusaha menguras semua kekayaan dan asset yang ada dan dimiliki rakyat dan kekayaan alam Indonesia, bila diidentifikasi masalah ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia adalah  :
1.      Negara tidak memiliki uang
2.      Infrastruktur ekonomi hancur
3.      Blokade ekonomi oleh  angkatan  laut  Belanda
4.      Beredarnya uang Belanda, uang Jepang dan uang NICA di masyarakat tanpa ada kontrol
5.      Penduduk sangat miskin

Pemerintah Indonesia yang baru berdiri harus menghadapi dan memecahkan masalah ekonomi yang dihadapi rakyat dan Negara Indonesia.  Karena itu dilakukan Penataan ekonomi dalam bentuk  :
1.      Nasionalisasi de Javasche Bank
2.      Mencetak uang RI ( ORI )
3.      Mengumumkan tidak berlakunya mata uang  Belanda, Uang Nica dan Uang Jepang
4.      Meminjam uang ke Rakyat sebesar 1 milyar dengan tempo pembayaran 10 tahun
5.      Menyelundupkan barang untuk menembus blockade ekonomi Belanda
6.      Merevitalisasi  pertanian dan perkebunan

Dengan segala cara pemerintah Belanda memasukan pasukan militernya untuk menegakan pemerintahan colonial Belanda pasca perang dunia ke 2. Pasukan NICA berusaha menduduki kantor-kantor pemerintah yang dikuasai pasukan BKR dan Laskar.  Pasukan NICA juga berusaha menguasai kawasan-kawasan industry dan perkebunan serta pusat-pusat ekonomi dan pemrintahan di berbagai daerah di Indonesia.  Kondisi inilah yang mengharuskan pemerintah Indonesia memberikan jawaban dalam bentuk strategi  militer dan diplomasi .

Strategi pemerintah Indonesia menghadapi tentara dan pemerintahan Belanda , adalah :
1.      Strategi Militer
Jendral Soedirman memerintahkan semua kekuatan Ri baik TNI maupun lascar keluar dari Kota-kota dan membangun basis pertahanan dipedesaan dan setiap malam melakukan serangan gerilya ke markas dan pos-pos militer Belanda secara teratur.  Strategi ini ditempuh karena Bangsa Indonesia kekurangan persenjataan dan untuk menguras kekuatan
militer Belanda dalam jangka panjang. Perang digunakan untuk memberi tekanan psikologis kepada penguasa militer dan sipil Belanda  dan menjadi alat agar perjuangan diplomasi yang dilakukan pemerintah mencapai tujuan.
Arsitek perang Gerilya Modern Indonesia


2.      Menguasai daerah pedesaan, perkebunan untuk mematikan ekonomi Belanda
3.      Menyelundupkan berbagai  barang ke Singapore dan Malaysia untuk dibelikan senjata dan obat-obatan
4.      Menasionalisasi de Javasche Bank untuk mematikan sumber keuangan Belanda
5.      Strategi  Diplomasi
1.a. Mengadakan Perjanjian Linggarjati
Belanda ingin kembali menjajah 100 % wilayah Indonesia karena itu diperjuangkan melalui pengerahan tentara dan berdiplomasi dan politik memecah belah bangsa Indonesia.
Sebaliknya, bangsa Indonesia ingin merdeka 100 % dengan wilayah seperti yang pernah  dijajah Belanda.
1.b.Mengadakan perjanjian Renville
Hasil perundingan Linggarjati yang dipimpin Sutan Sjahrir dianggap sebagai kegagalan karena hanya mendapatkan Sumatera, Jawa dan Madura.  Karena itu, Amir Sjarifudin memimpin delegasi Indonesia, tetapi dalam perundingan hasilnya wialayah RI hanya Jawa Tengah bagian Selatan, Jawa Timur bagian Selatan dan DI Yogyakarta.
1.c. Mengadakan Perjanjian Roem – Royen
Perundingan ini untuk mencegah perang dan untuk mempertemukan pihak RI dengan pihak Belanda.  Pihak Indonesia diwakili Muhammad Roem dan dari Belanda diwakili Van Royen
1.d.                        Mengadakan perjanjian Konferensi Inter Indonesia
Indonesia telah dipecah Belanda menjadi 7 negara bagian, tetapi, rakyat Indonesia menginginkan NKRI sebagai satu-satunya Negara bagi rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.  Karena itu dalam menghadapi Belanda dimeja perundingan semua elit dari 7 negara RIS harus satu suara dan meraih pengakuan kemerdekaan dari Belanda.
1.e. Mengadakan perjanjian KMB

Kamis, 22 Januari 2015

Mengapa sejarah berbeda versi ?

Peradaban zaman telah memproduksi  berbagai peristiwa  sejarah.  Banyak buku sejarah ditulis untuk mengabadikan peristiwa tersebut.  Ditulis dengan dengan penuh kesungguhan dilengkapi dengan berbagai data, table , foto dll. Tetapi, kenapa tak sama ? Apakah sejarah itu bohong ? kenapa banyak versi ?
Untuk menjawab hal tersebut ,kita tergantung  kepada  satu konsep yaitu Historigrafi .  Historigrafi merupakan ilmu tentang menulis peristiwa sejarah.  Ada  metodologi  untuk menulis peristiwa sejarah dan tak boleh diabaikan.  Bila diabaikan tidak saja kebenarannya dan kesahihannya diragukan tetapi juga akan menjadi sebuah dongeng, mitologi atau lainnya.
Dalam penulisan sejarah , langkah pertama  adalah proses  heuristic  yaitu proses pencaharian sumber – sumber sejarah berupa berbagai dokumen, foto, benda, berbagai bentuk rekaman, buku, catatan harian dll.  Sumber-sumber sejarah  dicari  dan dibutuhkan sebagai bahan dasar penulisan sejarah.  Sumber – sumber sejarah itu digunakan untuk proses rekonstruksi peristiwa oleh para sejarawan,  mereka mengumpulkan semua yang dibutuhkan agar  penceritaan kisahnya sama, setidaknya mendekati peristiwa aslinya.
Langkah kedua adalah melakukan kritik terhadap Sumber sejarah yang ditemukan .  Tidak semua data sejarah yang ditemukan , diambil sebagai bukti sejarah, tetapi sumber yang ditemukan harus lulus dari  kritik ekstern,   dan kritik intern .  Kritik ekstern adalah untuk  memeriksa  dokumen atau benda sejarah yang ditemukan asli atau palsu masih utuh, atau sudah tidak utuh lagi, atau sudah diubah – ubah., palsu atau  asli.. Sebuah data yang ditemukan dan telah lulus dari kritik ekstern akan dikenakan kritik intern.  Kritik intern adalah apakah data sejarah itu yang dikehendaki atau yang tidak dikehendaki, sesuai tidak dengan masalah yang dibahas . kritik  intern akan menjadi fakta sejarah yang benar dan dibutuhkan untuk rekontruksi peristiwa sejarah.
Fakta – fakta sejarah  yang ditemukan, dihubungkan , dianalisis keterkaitannya , sehingga melalui proses interpretasi  dapat dicapai gambaran sejarah yang sesuai dengan realitas peristiwannya.  Karena itu, fakta – fakta sejarah yang lengkap , sangat mendukung dan menyempurnakan kisah yang dibangun. Sehingga siapapun yang membaca kisah sejarahnya  seakan melihat film dari kenyataan peristiwa bersejarah itu terjadi .
Tahap terakhirnya adalah penulisan sejarah ( historiografi ) itu sendiri oleh penulis.  Kelengkapan fakta-fakta sejarah yang didapat selama proses-proses awal penelitian sejarah menjadi sangat penting untuk membangun sebuah gambaran peristiwa sejarah yang terjadi.  Kepandaian merekonstruksi suatu peristiwa sejarah menentukan kecakapan dari seorang sejarawan.
Namun, kerap buku sejarah yang dihasilkan para sejarawan membuat bingung para pembaca sejarah.  Suatu peristiwa sering dicatat dalam buku sejarah, tetapi gambaran yang dihasilkan tidak sama, berbeda versi. Akibat dari beragam versi ini ada yang menganggap sejarah itu bohong.Sejarah itu bohong
Menurut Nugroho notosusanto, lahirnya bentuk –bentuk sejarah dalam berbagai versi  tidak lepas dari sikap subjective penulis sejarahnya., kedua karena prasangka kelompok, ketiga teori –teori interpretasi sejarah yang berbeda bahkan bertentangan, keempat, konflik-konflik filsafat  yang mendasarinya.
Disisi lain, kelengkapan data berupa berbagai benda sejarah, dokumen – dokumen tertulis, berbagai foto, film, klise, maupun cerita kesaksian para pelaku sangat penting keberadaannya,  dan   turut menentukan gambaran sejarah yang terjadi.  Sumber sejarah berupa para pelaku turut menentukan fakta yang terbentuk.  Para pelaku sejarah yang sudah tua, pikun atau beda persepsi kerap tidak menghadirkan fakta yang cukup, ketidak cukupan fakta sejarah ini berimbas pada bentuk sejarah yang dihasilkan.Kalau faktanya kurang , cerita yang dibangun menjadi memiliki bagian yang hilang, akan menimbulkan gambaran peristriwa sejarah yang   terputus dan  tak lengkap.
Karena itu, ketika sejarah yang dibangun dan diceritakan bersumber dari data-data, fakta-fakta sejarah yang kurang sumber sejarahnya, akan membentuk suatu versi sejarah .  Sehingga, bila para sejarawan menulis kisah sejarah tetapi   data – data, fakta- fakta yang dikumpulkan berbeda, tidak lengkap , dari pelaku sejarah yang berbeda, apalagi  dari masa yang berbeda  maka kisah sejarah yang dibangunpun akan  berbeda, dan yang lebih menyedihkan ketika subjektivitasnya sangat kuat, atau kepentingan idiologinya sangat dalam .  maka yang muncul adalah sejarah versi idiologi atau kepentingannya. Inilah penyebab muncul banyak versi  sejarah.

DAFTAR PUSTAKA
1.       Sayyid quthub.  Konsepsi sejarah dalam islam.  Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.1992
2.       William Kelleher storey.  Menulis Sejarah, panduan untuk mahasiswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011
3.       Nugroho Notosusanto.  Masalah penelitian sejarah kontemporer.  Jakarta: Intoi Idayu Press, 1984.,

Memaknai Maulid Nabi Muhammad Saw ?

Latar belakang  sejarah:
Jazirah Arab pra Islam digambarkan dalam buku-buku sejarah sebagai bangsa yang sangat tradisional,  maskulin, bodoh,   polytheistic, tersekat dalam pertarungan antar kabilah yang tak berkesudahan ditengah kondisi alam yang gersang.
Namun, ditengah padang pasir jazirah Arab, banyak temukan oase oase  yang menyegarkan  para pengembara yang kehausan.  Dan ditengah kegersangan alam jazirah Arab terdapat oase system sosial politik, ekonomi bahkan  religious masyarakat jazirah Arabia, yaitu  kota   Mekkah yang dapat menjadi sumber pembelajaran bagi ummat Islam Indonesia.
Mekkah  diperintah dengan system politik  feodal yang dipimpin Bani Hasyim.  Dengan system sosial berdasar persaudaraan kabilah, dan system ekonomi  perdagangan dengan tenaga kerja berbasis perbudakan menjadikan Mekkah sebagai  kota  perdagangan transit yang ramai.  Namun, kehidupan  religi masyarakatnya sangat  polytheistik.
Kebobrokan system sosial, politik dan ekonomi serta religinya menjadikan dasar diturunkan dan diangkatnya seorang Nabi dari kalangan mereka, Muhammad saw, untuk membangun masyarakat lurus dijalan Allah dan pelembagaan nilai dan norma Allah swt kedalam kehidupan masyarakat Arab jahiliyah untuk selanjutnya menyebar keseluruh penjuru dunia, hingga hari akhir.

Misi Kenabian
Nabi Muhammad saw mentransformasikan system sosial, ekonomi, politik dan religi masyarakat Jazirah Arabia kedalam masyarakat baru yang islami, bertauhid, dengan system sosial egaliter dan system politik yang  berbasis kesalehan, persaudaraan iman, pengalaman, dan dukungan ummat .
Ketika Nabi Muhammad saw , menyatakan tujuannya untuk memuliakan manusia, maka sebuah transformasi berfikir, transformasi sosial, transformasi keimanan , transformasi system sosial politik, ekonomi, cultural sedang diproyeksikan kedalam pola hidup manusia.
Turunnya ayat-ayat Alqur’an selama masa keNabian dan memberikan petunjuk, pelajaran, peringatan kabar gembira, sehingga memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia, membentuk dan  memperkuat sisi kemanusiaan manusia sebagai   mahkluk fisik yang terpengaruh hokum alam dan sosial dan makhluk roh yang secara kodrati harus kembali ke Illahi pencipta alam semesta,
Transformasi Kenabian :
Dari sisi bangsa Arab pada waktu itu, transformasi ini sangat penting, karena  dunia Arab dihadapkan pada dua kebudayaan kuat, yaitu kebudayaan Romawi yang bercorak nasrani dan Persia yang berbasis majusi dan dikejauhan budaya India  dengan kultur Hindu yang kuat  serta peradaban  China  yang berbasis budhisme yang siap dengan gerakan ekspansinya.
Hubungan- hubungan sosial yang dirintis para pedagang lintas pdang pasir, lintas samudra dan lintas benua menumbuhkan pertemuan budaya ,walau terkadang memunculkan benturan budaya, stereotife, stigma, chauvinism, etnosentrisme yang memunculkan sekat bahkan konflik berdarah.
Transformasi dari nilai-nilai Arab Jahiliyah ke Arab Islam berbasis Alqur’an dan Sunnah Nabi, memberi energy baru pada semua komponen dari system kehidupan bangsa Arab, bahkan dunia.  Memberi perspektif baru dalam melihat dan merealitas dialam semesta, yang benar, lurus, adil berbasis ketundukan kepada Maha Pencipta Alam Semesta, ALLAH swt.
Nilai – nilai Islam yang ditawarkan Nabi Muhammad saw bersumber dari Al Quran dan AlQur’an di ciptakan oleh Allah swt, sebagai petunjuk kejalan lurus, sebagai pelajaran, sebagai peringatan, sebagai suatu system yang mentransformasikan pemeluknya kedalam masyarakat global yang pluralis tetapi  berTauhid, lurus meng –esa-kan Allah swt , lurus didalam mentaati system nilai dan norma Allah swt.
Karena itu, Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, mentransformasikan pola hidup yang tradisional, jahiliyah dengan system nilai dan norma yang despotik kedalam system  islam dengan nilai dan normanya yang rasional, humanis, memuliakan manusia, adil dan berdimensi cerdas untuk kehidupan didunia dan akherat sesuai versi kehidupan sang Pencipta, Alllah swt .
Di Era globalisasi kini , globalisasi banyak memberi keuntungan berupa kemudahan komunikasi dan transfortasi yang  memungkinkan terjadinya mobilitas manusia , informasi dan barang dalam jumlah yang massif, sehingga   memunculkan gelombang pembangunan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat diberbagai belahan pelosok  dunia.
Namun, pola berfikir yang tidak cerdas dalam memahami makna perubahan sosial, politik, ekonomi, teknologi, serta kebudayaan system nilai dan norma yang berkembang akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi  telah menciptakan pola hidup yang salah , pola berfikir yang salah dan menjadi penyakit masyarakat modern yang sulit diperbaiki. Gaya hidup konsumtif, hedonistic,  free sex dan gaya hidup materialistic , alkoholik, sekuleristik , egoistic, liberalistik serta multikulturalismenya seakan akan menjadi trend zaman yang tak berkesudahan dengan pelaku yang terus bertambah menjadi deskripsi kehidupan manusia modern.
Bila nabi Muhammad berhadapan dengan kaum jahiliyah yang menpertahankan hegemoni politik , ekonomi, sosialnya atau tradisi nenek moyangnya, era modern kini, ummat Islam yang lurus dijalan Allah swt berhadapan dengan Kelompok neoliberalis ini berusaha menghancurkan system nilai dan norma islami, menghancurkan kearipan local (local wisdom ) dan kearifan nasional suatu bangsa dan berusaha membangunan tatanan sosial yang sangat liberalistic  , egoistic, atheistic .
 Kaum liberalis, meracuni masyarakat secara massif melalui berbagai level  dan bidang kehidupan masyarakat  dengan kemasan  yang sangat menarik melalui media TV, Radio, Internet dan acara-acara live, pagi, siang, sore dan malam hari.  
Kecerdasaran yang sangat merusak yang mereka bangun,  tidak disadari oleh kebanyakan  ummat Islam, baik  oleh yang tergolong generasi tua  maupun generasi muda Islam.  Dampak terburuknya, banyak generasi muda islam yang tidak saja lupa terhadap berbagai kearifan local, tetapi juga lupa kearifan yang dibentuk oleh ide dan praxis  serta proyeksi model hidup Al Qur’an yang disampaikan oleh para orang tua, para ustadz, guru,  kyai, ulama-ulama besar dan kaum intelektual islam lainnya. 
Dan yang lebih parah, banyak orang mengaku  Islam secara tidak sadar atau sadar , yang menjadi penggerak , pengemas, dan pelaku penghancuran pola pikir dan pola perilaku generasi muda islam yang berbasis nilai dan norma Alqur’an  tersebut.
Karena itu, Maulid nabi kini harus ditransformasikan kedalam perlawanan terhadap pola hidup  sekuler,  materialistic, atheistik  selama ini memang massif, kekembali system nilai dan norma Alqur”an melalui pola hidup yang sesuai dan lurus dengan nilai dan norma Alquran, seraya terus mensosialisasikan  dan melembagakan nilai-nilai dan norma- norma Alqur’an kedalam berbagai lembaga masyarakat maupun pemerintahan.
Tantangan
Selama ini , proses transformasi kenilai-nilai Islam  hanya dilakukan oleh segelintir ummat, orang-orang islam yang sadar akan ajaran agamanya dan kritis terhadap berbagai pemikiran diluar islam, tetapi mereka belum mampu membangunnya kedalam system kemasyarakatan, kedalam system pemerintahan, yaitu dimana nilai dan norma Alqur’an terlembaga kedalam konstitusi, undang-undang, peraturan dll.
Memang disamping kondisi masyarakat yang plural, pembangunan kader-kader pemimpin umat diberbagai bidang kehidupan juga menjadi kendala, belum tegak dan melembaganya  nilai dan norma islam, menunjukkan kreativitas kemasan yang tidak menarik , inovasi  kemasan yang terbatas , serta kekurang mampuan memahami segmen  masyarakat ,  kaderisasi kepemimpinan ummat yang terlambat dan political will para elit  islam yang belum berjalan maksimal.
Dampak lanjutannya , ummat seperti tak mampu untuk  menolak pelukan sekulerisme, liberalism , atheism yang ditampilkan dalam kemasan akademis maupun dalam kemasan media sosial, opini-opini media massa sekuler maupun tayangan cultural yang dikemas demikian apik oleh para pendukungnya.
Yang paling parah , ketika para pemimpin dan pemikir ummat, tidak mampu membaca design ideologis, disains cultural, dan manajemennya baik kedalam system politik, system ekonomi, system budaya, system sosial, system pendidikan yang dikembangkan para pendukung ideology sekuler, atheis dan liberalistic.
Karena itu, kita memaknai maulid Nabi Muhammad sebagai proses kembali ke Islam, kembali ke Al Qur’an,  kembali ke system nilai dan norma Allah swt.  Pada akhirnya menjadi tugas semua muslim yang mumin, untuk mensosialisasikan, mengajarkan, memberi tauladan dan mencerdaskan ummat,  hingga ummat islam menjadi lebih taqwa dan cerdas, konsisten dengan nilai dan norma Islam, disisi lain  mampu menihilkan gelombang arus sekulerisme, materialism, budaya liberalis atheistic  dalam berbagai bentuk, bidang dan segmennya,  yang datang dari berbagai pendukung setianya. Sehingga, Negara dan masyarakat Indonesia yang cerdas, sholeh, sejahtera dapat diwujudkan.

Sumber Pustaka  :
1. Ridwan Asy Syirbaany.  Membentuk pribadi lebih Islami.  Jakarta : PT Inti media Cipta nusantara,  no. ISBN 979-97290-0-9
2. Margaret m Paloma.  Sosiologi Kontemporer.  Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1999.

3. Karen Amstrong.  Muhammad Sang Nabi.  Surabaya: Risalah Gusti, 2001.

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...