KerajaanMataram didirikan oleh Raja Sanna(710m)emudian diteruskan oleh Sanjaya (717 M)rajaan Tarumanegara. Raja Sanjaya yang berusia muda meluaskan kerajaan
Mataram kedaerah-daerah sekitarnya sehingga wilayah Mataram menjadi sangat
besar meliputi jawa tengah, Yogyakarta dan Jawa barat.
Namun,
kekuasaan penerus Sanjaya harus menghadapi oposisi yaitu dari keluarga
Syailendra, yang secara historis memiliki kaitan dengan kerajaanSriwijaya. Sementara, Sriwijaya sendiri
memiliki hubungan kuat dengan kerajaan tarumanegara seperti halnya Mataram yang ,memiliki
hubungan dekat dengan Tarumanegara, bahkan bila dilihat dari Sejarah
Tarumanegara, pendiri Sriwijaya maupun pembangun Mataram, Sanjaya, diikat oleh
status mantu kerajaan Tarumanegara.
Merujuk
ke prasasti Sojomerto, bahwa ada pejabat
tinggi kerajaan bernama Syailendra bernama Dapunta Syailendra, mengingatkan
pada nama pendiri Sriwijaya, Dapunta Hyang Sri Jayanaga, yang merupakan suami
dari Manasih, putri dari kerajaan Tarumanegara.
Keberadaan Dapunta Syailendra menjadi sebuah pertanyaan
penting. Apakah dia Duta dari KerajaanSriwijaya atau Raja bawahan Mataram yang kemudian menjadi besar dan menjadi
saingan politik Dinasti Sanjaya. Tidak
disebutkan adanya perang besar antara kedua Dinasti ini ditanah Mataram. Namun, merujuk kepada fakta bahwa DinastiSanjaya menyingkir kearah Dieng, memperlihatkan kekuatan politik yang lemah
dari Dinasti Sanjaya dan menguatnya kekuatan politik dan militer Dinasti
Syailendra. Kuatnya Dinasti Syailendra
ini apakah mendapat dukungan politik dan militer dari Sriwijaya, masih menjadi
tanda Tanya.
Tetapi,
ketika Rakai Pikatan berkuasa dan dengan menggunakan strategi perkawinan
politik dengan Pramodhawardani dari Keluarga Syailendra, ia berhasil memecah
kekuatan Dinasti Syailendra. Gabungan
kekuatan keluarga besar kerajaan Sanjaya dan setengah dari keluarga Dinasti
Syailendra telah membuat Rakai Pikatan
berhasil menyingkirkan calon raja potensial Dinasti Syailendra,
Balaputradewa. Sehingga, Balaputeradewa
harus menyingkirkan ke Sriwijaya, kekeluarga ibunya yang juga adik dari Raja
Sriwijaya.
Tersingkirnya
Balaputra dewa dan hilangnya kekuasaan Dinasti Syailendra dari bumi Jawa serta Balaputradewa menjadi Raja di Sriwijaya memunculkan
permusuhan dengan kerajaan Sriwijaya sehingga Sriwijaya terus mengganggu
keberadaan kekuasaan Dinasti Sanjaya di tanam Mataram.
Pemindahan
pusat kekuasaan Mataram ke Jawa Timur bukan semata alasan ekonomis, tetapi,
tampaknya oposisi dari keluarga Syailendra menguat lagi, apalagi ketika
Sriwijaya menguat di Sumatera.
Permusuhan
politik dan militer bertransformasi menjadi perang dagang di kepulauan
Nusantara terjadi ketika Darmawangsa menjadi raja di Medang. Dan dalam rangka menghancurkan perdagangan
Sriwijaya, Darmawangsa mengirim pasukan ekspedisi untuk menguasai pusat-pusat
perdagangan yang menjadi sumber ekonomi Sriwijaya, sehingga mengurangi kekuatan
militer Sriwijaya.
Ekspedisi
pasukan Medangkamulan terhadap daerah-daerah sumber ekonomi Sriwijaya membuat
marah Sriwijaya dan karena itu mengirim pasukannya dengan bekerjasama dengan
Raja kerajaan Wurawari ( Tegal ) untuk
menghancurkan Kerajaan Medangkamulan. Menyerang Darmawangsa di istananya hanya
mungkin bisa dilakukan dengan kekuatan besar dan logistic yang besar. Tetapi keberadaan keluarga dinasti Syailendra
di tanah Mataram memungkinkan urusan logistic dan pasukan bisa dipenuhi.
Penaklukan
Medangkamulan oleh gabungan pasukan Sriwijaya, Wurawari dan dukungan keluarga
Syailendra, membuat Sriwijaya menguasai perdagangan dilautan Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar