Tampilkan postingan dengan label Kerajaan Demak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kerajaan Demak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 April 2015

Kerajaan Demak

Learning history for senior high schools


 Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di Indonesia. Pada awalnya  Demak sebuah bandar perdagangan dari Kerajaan Majapahit, seperti Tuban, Gresik dan Surabaya. Sebagai bandar perdagangan, Demak berkembang pesat . Demak dengan wilayah pedalamannya yang agraris dapat mengexport beras dan bahan makanan Iainnya kedaerah-daerah Selat Malaka dan daerah-daerah Indonesia Timur.
Kepemimpinan Raden Patah sebagai adipati yang memerintah Demak (akhir abad-15), membuat Demak menjadi lebih besar dan lebih penting diantara bandar-bandar dagang dipesisir Jawa. Dan dibawah kepemimpinan Raden Patah Demak dapat dan mampu menyatukan kota-kota pesisir seperti Lasem, Tuban, Gresik ,Sedayu .

            Dalam kepemimpinan Demak, daerah pesisir Utara Jawa melapaskan diri dari Kerajaan Majapahit yang tengah melaju ke gerbang kehancuran akibat  perebutan kekuasaan dan tidak adanya figure cerdas yang dapat menyatukan Majapahit.

            Ekonomi Kerajaan Demak bertambah maju dengan banyak para pedagang Islam, India, China yang singgah keberbagai Bandar pelabuhan Demak.  Mereka menghindari berdagang di Malaka yang direbut Portugis, apalagi pedagang Portugis berdagang dengan curang dan menerapkan system monopoli dalam perdagangannya. Banyak pedagang-pedagang Islam yang memindahkan kegiatannya ke daerah-daerah Demak. Raden Patah sebagai Sultan Demak juga diakui sebagai pemimpin umat Islam dalam menghadapi bahaya kristenisasi dan model perdagangan monopoli Portugis.

      Persaingan dagang antara Malaka dengan Demak terjadi, Demak tampil kedepan untuk membendung arus expansi Portugis. Demak menyusun Angkatan Laut besar-besaran. Angkatan Laut itu terdiri dan kapal-kapal besar yang mampu berlayar jauh . Demak bersama dengan Kesultanan Aceh berusaha menyerbu Malaka. Aceh dari Timur dan Demak dari Arah barat.
           
Di bawah pimpinan Pati Unus, pada tahun 1512 bersama-sama dengan Aceh, armada Demak menyerbu Malaka. Namun, persenjataan yang kalah canggih, kalah besar, kalah terlatih dalam perang modern, dan tidak bersamaan dengan armada Aceh kedatangannya, membuat armada Demak dapat dikalahkan , demikian juga armada Aceh.
    
       Usaha Kerajaan Demak untuk membinasakan kekuatan Portugis tidak terbatas pada penyerbuan Malaka. Kapal-kapal Portugis lalu dicegat dan diserang bila berani melewati Laut Jawa. Karena itu kapal-kapal Portugis selalu mengambil jarak melingkar. Yaitu melalui Brunei, menyusuri pantai utara Kalimantan, Sulawesi Utara terus Ternate. Mereka selalu menghindari kapal-kapal Demak.


      Kekalahan dalam perang dilaut , menjadi pelajaran berharga, sehingga Demak berusaha membangun armada perang yang besar , dengan persenjataan canggih, seperti Meriam yang dibuat oleh arsitek Turki.  Namun, sebelum persiapan selesai, Pati Unus, meninggal. 

Karena tidak berputera, Pati Unus digantikan saudaranya, tahta Demak jatuh ke  Trenggono yang memenintah: 1521 -1546. Berbeda dengan Pati Unus yang memusatkan perhatian ke Portugis, Trenggono memusatkan perhatian pada islamisasi di Jawa Timur yang sedang menghadapi tantangan dari kerajaan Pasuruan dan Blambangan yang mendapat dukungan dari kerajaan Hindu Bali.

Dibawah pemerintahan Trenggono, Demak mengalami masa kebesarannya. Daerah kekuasaan dan pengaruh Demak membentang dari Banten hingga Surabaya. Berkat perkawinan politik antara putrinya dengan Pangeran Laggar, Madurapun termasuk daerah pengaruh Demak.

Perkawinan politik yang serupa dijalankan juga untuk menguasai Pajang dan Mataram yang kaya beras. Adiwijoyo putra bupati Pengging dijadikan menantu. Pada jaman Trenggono, Demak giat melakukan expansi guna memperbesar daerah kekuasaannya dan guna membendung masuknya kekuasaan Portugis di Jateng dan Jatim.

Dibawah pimpinan Fatahillah pada tahun 1525 pasukan Demak berhasil menduduki Banten hingga selat Sunda sepenuhnya dapat diawasi dan dikuasai oleh Demak. Sebagai pintu gerbang Indonesia Selat Sunda tidak kalah pentingnya dengan Selat Malaka. Seperti telah kita ketahui, sejak Malaka dikuasai Portugis tahun 1 511, jalan niaga Islam beralih melalui Selat Sunda. Penguasaan Portugis atas Pasai pada tahun 1521, Iebih meramaikan lalu lintas di Selat Sunda, karena Selat Malaka tertutup rapat bagi pedagang-pedagang Islam. Dengan menguasai Banten, Demak hendak mendirikan pusat niaga baru di Asia Tenggara yang menggantikan kedudukan Malaka.

Dalam pada itu antara Portugis dengan kerajaan Hindu Pajajaran telah diadakan suatu perjanjian (1522), yang mengijinkan orang Portugis untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Orang Portugis hendak menanamkan pengaruhnya di Jabar serta hendak membinasakan jalan niaga Islam yang melewati Selat Sunda. Sebelum Portugis dapat mendirikan bentengnya di Sunda Kelapa, Fatahillah telah Iebih dulu dapat menguasai Sunda Kelapa (tahun 1527). Armada Portugis yang tiba disana pada tahun itu pula dapat dikalahkan. Karena kemenangannya yang gilang-gemilang tadi nama Sunda Kelapa lalu diganti menjadi Jayakarta, yang artinya : Kemenangan sepenuhnya atau kemenangan sempurna.

   Kemenangan Fatahillah atas orang Portugis mempunyai arti yang penting sekali. Indonesia khususnya Jawa dapat diselamatkan dan penjajahan Portugis. Sesudah berhasil menduduki Jakarta, Fatahilla lalu merebut Cirebon pada tahuni 1528. Dengan demikian maka:
1. Jalan niaga yang membentang dan Maluku - Demak — Banten — Aceh, sepenuhnya berada dalam penguasaan Islam. 
2. Kerajaan Pajajaran sama sekali terisolasikan dan Laut Jawa hingga tidak mungkin berhubungan dengan orang Portugis di Malaka.
3. Demak berkuasa dan berpengaruh atas bandar-bandar penting dari Banten hingga Surabaya.
     Cita-cita Demak untuk menguasai seluruh bandar perdagangan di seluruh Jawa belum sepenuhnya terlaksana. Karena diujung Jatim masih terdapat bandar-bandar dagang yang dikuasai raja-raja Hindu. Bandar-bandar itu yang terpenting ialah: Pasuruan dan Panarukan.

Pada masa itu pelabuhan Pasuruan memegang kedudukan penting, berkat hubungan perdagangan dengan Bali dan pulau-pulau di Nusa Tenggara lain nya. Disamping itu Pasuruan juga mengadakan hubungan perdagangan dan persahabatan dengan orang Portugis. Hal itu berarti Pasuruan menyaingi menandingi perdagangan bandar-bandar Demak. Sedang hubungannya dengan Portugis sangat mengancam kedudukan Demak. Oleh sebab itu Pasuruan diserbu oleh pasukan Demak dibawah pimpinan Fatahillah dan Sultan Trenggono sendiri (1546).

Serbuan tersebut dapat ditangkis oleh Pasuruan. Bahkan Sultan Trenggono tewas dalam suatu pertempuran. Dengan wafatnya Sultan, pasukan Demak patah semangatnya dan akhirnya ditarik
pulang. Usaha Demak untuk menguasai Pasuruan dan daerah-daerah lain di sebelah timurnya mengalami kegagalan.

     Sewafat Trenggono, di Demak timbul kekacauan. Aria Penangsang bupati Jipang mengadakan perebutan kekuasaan di Demak dan berhasil menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Ia menganggap dirinya sebagai pewaris-syah takhta Demak Karena andai kata ayahnya kakak Sultan Trenggono, Pangeran Seda Ing Lepend, tidak dibunuh oleh Prawoto, ia pasti menjadi raja Demak menggantikan ayahnya. Selanjutnya kendali pemerintahan Demak berada ditangan Aria Penangsang untuk masa yang agak lama (kira-kira 22 tahun). Peranan dan kedudukan Demak digantikan oleh Jipang.

Dalam masa itu para ningrat Demak yang dipimpin oleh Ratu Kali Nyamat terus menerus menentang Aria Penangsang yang memiliki gaya pemerintahan sangat keras . Mereka menyusun kekuatan guna menggulingkan. Karena terbukti tidak cukup kuat menghadapi Penangsang, mereka minta bantuan kepada Adiwijoyo ( Joko Tingkir ), bupati Pengging yang juga menantu Sultan Trenggono. Hal tersebut berarti kekuatan daerah pesisir dihadapkan pada kekuatan daerah pedalaman.

Joko Tingkir meminta bantuan kepada Ki Ageng Pamanahan untuk menentang Arya Penangsang yang sangat sakti. Berkat supplay beras yang melimpah dan berkat pasukan tani yang dijiwai oleh dharma bhakti kepada raja. pasukan Pengging berhasil menjatuhkan benteng Jipang. Aria Penangsang sendiri dapat ditewaskan dalam suatu pertempuran oleh orang-orang Ki Ageng Pamanahan. Dengan demikian Adiwijoyo keluar sebagai tokoh terkuat dan sebagai pewaris takhta mertuanya.
Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya memindahkan Pusat Pemerintahan Demak dipindahkan ke Pajang (tahun 1 568). Sedangkan Demak diberikan kepada Aria Pangiri dengan jabatan bupati yang. mengakui di bawah kekuasaan Pajang.  Dengan pemindahan ibukota ke Pajang berarti tamatlah riwayat Kesultanan Demak dan berdiri Kesultanan Pajang.

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...