Tampilkan postingan dengan label Manusia Purba. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manusia Purba. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Oktober 2015

Manusia Purba Indonesia

Learning history for all people Manusia Purba Indonesia Indonesia menjadi tempat penting dalam penelitian manusia purba. Posisi kepulauan Indonesia sebagai tempat transit dalam persebaran manusia purba dari dataran Asia ke benua Australia dan kepulauan Pasifik, telah memungkinkan banyaknya penemuan fosil manusia purba dan hasil – hasil kebudayaannya. Proses migrasi manusia purba dari dataran Asia ke benua Australia dan kepulauan Pasifik memakan waktu yang lama, ribuan tahun. Pergeseran tempat tinggal dalam proses migrasi berjalan sangat lamban. Dalam pergerakan yang lamban ini memungkinkan banyak terjadinya kasus manusia purba yang mati disatu tempat di berbagai wilayah Indonesia karena berbagai sebab, seperti luka parah, sakit yang tak terobati, tewas dalam perkelahian atau pertarungan antar kelompok atau karena tua. Karena itu, Indonesia menjadi sangat kaya dalam hal fosil dan hasil kebudayaan manusia purba . Dari fosil-fosil yang ditemukan terlihat perbedaan periode waktu dari yang tertua hingga ke yang termuda bahkan hingga ke masa kini. Berikut ini gambaran manusia purba Indonesia : 1. Megantropus Paleojavanicus ( Manusia raksasa dari Jawa Purba ). Megantropus Paleojavanicus ditemukan di daerah lembah Bengawan Solo, oleh peneliti Belanda Von Koenigswald. Dari segi lapisan bumi berada di lapisan Pleistocen bawah. Ciri fosil Megantropus Paleojavanicus adalah badan tegap; rahang besar. Hidup dari foodgathering ( mengumpulkan makanan ). 2. Pithecantropus ( manusia kera ) Ditemukan di kala pleistocen bawah, pleistocen menengah dan atas. Ciri badannya tinggi, badan tegap, geraham besar, rahang kuat, kening menonjol, belum berdagu dan hidung lebar. Hidupnya berburu dan mengumpulkan makanan. Manusia jenis Pithecantropus dibagi kedalam 3 jenis Pithecantropus : a. Pithecantropus Mojokertensis. ( Manusia kera dari Mojokerto ) ditemukan di Perning, Mojokerto, didaerah yang termasuk aliran sungai Bengawan Solo. Fosilnya terletak dikala plesitocen bawah. Diperkirakan hidup 2,5 hingga 1,5 juta tahun yang lalu. Di teliti oleh Von Koenigswald Mojokertensis ini berciri berbagan tegak, muka menonjol kedepan, kening tebal, tulang pipi kuat. b. Pithecantropus Robustus ( manusia kera raksasa ). Fosilnya ditemukan di Trinil, daerah aliran sungai Bengawan solo. Ditemukan pada kala plesitocen bawah. c. Pithecantropus erectus ( manusia kera yang berjalan tegak ), ditemukan di daerah Trinil, daerah aliran sungai bengawan solo. Ciri fisiknya badan tegak, otak besar, atap tengkorak tebal, kening menonjol. Jenis Manusia kera ini ditemukan juga di China, di Kenya di Eropa. Kesamaan ini menunjukkan kalau manusia kera bermigrasi keberbagai arah dan berasal dari satu tempat. 3. Pithecantropus Soloensis ( Manusia kera dari Solo ). Pithecantropus soloensis ditemukan di Ngandong, Blora. Oleh Teer Haar. Ciri fisiknya tengkorak lonjong dan tebal. Hidung lebar. Berbadan tinggi. Pithecantropus Soloensis dinamakan Homo Soloensis. Manusia jenis Homo Soloensis ditemukan di Asia, Afrika dan Eropa. 4. Homo Wajakensis ( manusia wajak ), ditemukan oleh Van Ricthoten didaerah Wajak, Tulung Agung didaerah lembah sungai Brantas. Ciri fisiknya muka datar dan lebar, Sering disebut nenek moyang orang Aborigin, Papua dan penduduk Melanesia. Sumber : 1. Soekmono, Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia.Yogyakarta, Kanisius. 2. Gilian Denton dkk. Sejarah Dunia, terjemahan. Jakarta: Erlangga, 2008. 3. Dra. Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta : Bumi Aksara, 2000. 4. Sami bin Abdullah Al Maghlouth. Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul. Jakarta: Al Mahira, 2011, cet 3.

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...