Learning history for all people
Sejarah : Kerajaan Sunda
Mundurnya kerajaan Tarumanegara di
Jawa Barat, disusul dengan berkembang pesatnya kerajaan Sriwijaya yang dipimpin
Sang Hyang Jayanaga, menantu Raja Tarumanaegara, dan Kerajaan Mataram, dimana
Sanjaya pernah menjadi menantu Sunda Sembada, yang keturunan Raja Tarumanegara,
maka, di Jawa Barat muncul dua kerajaan besar, yaitu kerajaan Galuh di Kawali
Ciamis dan Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran di daerah Bogor dari 47 kerajaan
kecil yang dulunya dibawah kekuasaan Tarumanegara.
Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pakuan
Pajajaran bukan kerajaan yang agressif dalam meluaskan wilayah
kerajaannya. Alam parahyangan yang indah
dan kaya dengan tanahnya yang subur membuat kehidupan didua kerajaan ini
berjalan statis.
Keberadaan kerajaan sunda Pakuan
Pajajaran mulai mengemuka ketika terjadi upaya agresif Kerajaan Majapahit untuk
menguasai kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran, tetapi dua kali serangan gagal membuat
Kerajaaan Majapahit menggunakan strategi perkawinan politik untuk menguasai
kerajaan Pakuan Pajajaran, tetapi, perang dilapangan bubat antara rombongan
pengantin dari Pakuan Pajajaran yang dipimpin Raja Sri Baduga Maharaja dengan
pasukan lengkap Majapahit yang dipimpin Gajah Mada berakhir dengan
tragedy.
Tragedi perang bubat yang memunculkan
perpecahan dwi tunggal Hayam Wuruk – Gajah Mada menimbulkan kemunduran Kerajaan
Majapahit yang sangat cepat dan sebaliknya di Jawa Barat, kerajaan-kerajaan
yang ada tetap merdeka dan tak dikuasai Kerajaan Majapahit.
Di kerajaan Galuh, setelah tragedy
perang bubat yang menjadi Raja adalah Rahyang Niskala Wastu Kencana yang
dibantu oleh pamannya Hyang Bunisora.
Pemerintahannya focus meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
pertanian dan perdagangan melalui sungai Cimanuk, Sungai Cisadane, sungai Cikande dan Sungai Citarum.
Nama kerajaan Sunda muncul lagi
karena masuknya islam ke tanah Jawa dengan pusatnya diDemak, yang dianggap
mengancam keberadaan agama Hindu dan kekuasaan penguasa Hindu dikerajaan
Sunda. Ketakutan terhadap kekuasaan dan
ajaran Islam ini membuat Raja Pakuan Pajajaran mengirim utusan ke Malaka untuk
meminta bantuan Portugis pada tahun 1521. Permintaan bantuan ke bangsa Portugis
yang menjadi musuh Islam dan musuh kerajaan-kerajaan Islam membuat marah
keSultanan Demak, sehingga kesultanan Demak mengirimkan pasukan besar dan
merebut pelabuhan besar kerajaan Pajajaran, Sunda Kelapa. Disamping itu, Demak mendukung pendirian
Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon serta pendirian pesantren untuk
membuat Kerajaan Sunda Pajajaran terdesak kepedalaman.
Keberadaan Kesultanan Banten dan
Kesultanan Cirebon serta meluasnya pengaruh Islam ke pedalaman Jawa Barat
membuat baik rakyat maupun para elitnya kerajaan Sunda Galuh dan Kerajaan SundaPakuan Pajajaran kehilangan wibawa, kehilangan pengaruh dan akhirnya memeluk
agama Islam. Seperti keturunan Raja Siliwangi,
Lara santang dan Kian Santang yang menjadi murid dipesantren yang didirikan
oleh Syech Quro. Syech Quro adalah ulama
Champa yang pernah diusir ketika mendakwahkan islam didaerah Karawangan oleh
Raden Pemanah Rasa, keturunan Siliwangi.