Minggu, 06 September 2015

Perang diplomasi sebelum kemerdekaan

Learning history for senior high schools
Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan bukan saja oleh para tokoh kiri dan sekuler yang berpusat dinegeri Belanda, tetapi juga diperjuangkan oleh para mahasiswa dan tokoh Islam yang berkedudukan di Timur Tengah dengan tujuan jelas, Indonesia merdeka berdasarkan Islam.lihat :http://myhistoryofleadership.blogspot.com
Perang diplomasi dimulai sejak banyak para pemuda Islam Indonesia menuntut ilmu di Arab Saudi, Irak, Mesir . Suasana penjajahan di tanah air dan dibumi Timur Tengah yang telah beralih kedalam kekuasaan imperialis kristiani, Inggris, membuat mereka sadar bahwa kemerdekaan tanah air Indonesia perlu diperjuangkan, sekalipun berada jauh dinegeri orang.
Ajaran Islam yang melarang seorang muslim dipimpin orang kafir menjadi pendorong kuat membebaskan Indonesia dari kekuasaan Belanda yang kafir dan menyebarkan agama kristiani yang berarti mengancam keberadaan ummat dan kebudayaan Islam Indonesia.
Di Timur tengah,
Ketika para pejuang ditanah air menuntut kepada Belanda agar orang Indonesia dilibatkan dalam parlemen ( Volksraad ) yang akan dibentuk Belanda, para mahasiswa dan tokoh Islam di Timur Tengah menuntut Indonesia merdeka penuh. Ketika di Indonesia para pejuang menuntut dibentuknya milisi Indonesia, mereka di Timur Tengah melalui organisasi persatuan pemuda Indonesia-Malaya ( Kairo, Mesir ); Persatuan Talabah Indonesia – Malaya ( Arab Saudi); Majlis Kebangsaan Indonesia-Malaya ( Irak) mereka beropini “ tidak ada milisi tanpa kemerdekaan” kepada para penguasa colonial.
Di Indonesia, H. Samanhudi (lihat :http://myhistoryofleadership.blogspot.com)(  mendirikan Syarekat Dagang Islam, dan setelah masuknya Haji Omar Said Tjokroaminoto namanya diubah menjadi Syarekat Islam, maka, Belanda beraksi menentangnya dengan mendatangkan virus komunisme melalui Sneevliet dengan Organisasi ISDVnya dan melarang Syarekat Islam berbadan hokum nasional dan hanya boleh berbadan hokum local , yang dengan politik potong-potong ini mengebiri kekuatan politik, ekonomi dan sumberdaya manusia Syarekat Islam.<a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.
Secara diplomasi, pemerintah colonial Belanda juga melakukan politik memecah belah ummat Islam dengan mendorong dan menggunakan seorang tokoh Arab di Jatipetamburan membuat buku “ Kafful awwam syariaktil Islam “ ( melarang rakyat umum memasuki Syarekat Islam. Untuk menandingi buku beracun tersebut Imam Mesjid dan Khatib Mesjidil Haram, Syeik Ahmad Khatib menulis buku tandingan dengan judul “hassul awwam’alad dukhuli fi syarikatil islam. Tulisan yang berpengaruh luas di Timur tengah dan di kalangan ummat Islam Indonesia menakutkan pemerintah Belanda sehingga berjanji akan memenuhi hasrat nasional Indonesia.
Makin kuatnya politik Islam bangsa Indonesia di Timur Tengah dan dukungan kuat dari para tokoh Negara-negara yang mereka tinggal serta kuatnya kedekatan mereka dengan partai politik dan media massa setempat mendorong Belanda mengirim seorang orientalis, Snouchourgronje untuk memecah kekuatan politik Islam di Timur Tengah maupun di Indonesia.
Belanda juga menggunakan diplomat pribumi yang pro Belanda seperti Mr. Musa, Tarbidin, Abdurrahman al Mussawwa  untuk mempengaruhi dan mengalihkan semangat merdeka masyarakat Islam yang ada di Timur tengah dengan strategi mengundang makan dan diakhiri pidato politik pro Belanda.
Dari perjuangan para pemuda , mahasiswa dan tokoh-tokoh Islam di Timur Tengah setidaknya didapatkan hasil :
1.       Meratanya kesadaran mereka sebagai sebuah bangsa, bangsa Indonesia
2.       Terwujudnya persatuan Indonesia dari yang semula terpecah karena masalah pandangan keagamaan
3.       Dikenalnya pergerakan kemerdekaan Indonesia oleh media dan para tokoh politik Negara-negara Arab.
4.       Difahami dan didukungnya aspirasi merdeka dari ummat Islam Indonesia
5.       Difahaminya aspirasi Indonesia merdeka berdasar Islam

Tulis komentar anda dalam 60 - 120 kata pada bagian kolom komentar di blog ini !
Sumber :  M Zein Hassan Lc Lt. Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

9 komentar:

Unknown mengatakan...

Ternyata banyak yang terjadi di Indonesia, dan yang lebih mengejutkan ada masalah tentng keagamaan. semoga saja pikiran itu tidak muncul lagi di zaman sekarang, kita demokrasi pancasila bukan demokrasi syariat maka semua orang dari berbagai agama pun dapat memimpin negara ini asalkan agamanya di akui oleh negara. Mari kita membentuk Indonesia menjadi negara yang penuh dengan keadilan.
Nama : Sarah Evelin
Kelas : XII IPA 1
SMAN 2 Cikampek

Anonim mengatakan...

Ternyata banyak yang terjadi di sudah dilalui oleh Bangsa Indonesia, saya sangat prihatin atas masalah yang ini karena efek perbedaan agama negara bisa saja hancur. semoga dengan menggunakan demokrasi pancasila ini, negara kita tercinta Indonesia tidak mengalami permasalahan seperti ini kemabali, negara kita sekarang menggunakan demokrasi terpimpin bukan menggunakan demokrasi syariaat

Sarah Evelin mengatakan...

Menurut saya, sebuah pimpinan dalam suatu negara tidak harus berpandang pada suatu agama karena pandangan politik yang dikembangkan dalam suatu asasnya itu akan berdiri dengan adanya suatu tujuan baik yang dimiliki oleh seorang pimpinan itu sendiri.
Nama : Larassati
Kelas : XII IPA 1

Unknown mengatakan...

menurut saya tindakan belanda di sini sangat tidak profesional karena pemerintah kolonial belanda sengaja memecah belah umat islam. Belanda juga berniat membawa dan menyebarluaskan komunisme melalui sneevliet. Yang semua itu bertujuan untuk memecah belah umat islam di indonesia agar beralih ke paham komunisme.
Nama : Giffari Raudya Gumilar
Kelas : XII IPA 1

Unknown mengatakan...

menurut saya tindakan belanda di sini sangat tidak bertanggung jawab karena pemerintah kolonial belanda sengaja memecah belah umat islam. Belanda juga berniat membawa dan menyebarluaskan komunisme melalui sneevliet. Belanda juga bertujuan untuk membuat Indonesia menjadi paham komunisme.
Nama : Anggie Luthviani Fahmi Putri
Kelas : XII IPA 1

Unknown mengatakan...

Salut kpda tkoh pemuda maha siswa yg jauh dr indonesia ia menntut ilmu ke arab.mskpn belanda mncba untuk memecah umat islam tp pemuda dr indonesia bs menghdapi belanda ditambah hasilnya trwujudnya persatuan indonesia.
Yosi xii ipa 1

Unknown mengatakan...

Para golongan muda itu berinisiatif untuk mensegerakan kemerdekaan Indonesia tanpa harus menunggu janji kemerdekaan dari Jepang. Adapun yang dilakukan oleh golongan muda itu, yaitu menculik Soekarno ke wilayah Rengasdengklok yang dianggap paling aman dari pihak manapun untuk melakukan diplomasi

Muhammad Aldiansyah (XII IPA 1)

Unknown mengatakan...

Tindakan dari golongan muda itu sangat tepat, para golongan muda itu mempunyai inisiatif untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang dilakukan oleh golobgan muda adalah dengan cara menculik Soekarno ke Rengasdengklok agar Soekarno tidak terpengaruh dari golongan lain dan di pilih Rengasdengklok karena merasa tempat tersebut sangat aman.

Muhammad Rizaldi (XII IPA 1)

Unknown mengatakan...

Strategi belanda memang sangat licik dalam menjajah Indonesia, dengan mendatangkan virus komunisme melalui Sneevliet dengan Organisasi ISDVnya dan melarang Syarekat Islam berbadan hokum nasional dan hanya boleh berbadan hokum local , yang dengan politik potong-potong ini mengebiri kekuatan politik, ekonomi dan sumberdaya manusia Syarekat Islam. dan Menang peran Negara Negara yang menganut dasar Negara syariat islam sangat penting dalam kemerdekaan indonesia dan persatuan Indonesia yand dulu mulai terpecah dan mempunyai tujuan untuk menjaga umat dan kebudayaan islam Indonesia, tapi islam juga mengajarkan kesatuan dan persatuan antar sesame terutama orang-orang bangsa islam. Tapi Pemerintah RI juga selalu berusaha untuk menginternasionalisasi sengketanya dengan Belanda. Contonya saja Pola perjuangan periode 1945-1950 mempunyai ciri utama yaitu perjuangan dilakukan dalam dua front, yaitu front perjuangan yang menggunakan kekuatan bersenjata dan front lainnya adalah front yang menggunakan jalan perundingan melalui diplomasi yang damai. Dua front perjuangan ini pada masa awal kemerdekaan sempat menjadi masalah, dimana para pendukungnya sama-sama berkeyakinan kalau dengan frontnya maka RI akan berhasil mempertahankan kemerdekaannya.
Dan untuk mempetahankan kemerdekaan Indonesia pemerintah RI sering melakukan perundingan dengan Belsnda PERJANJIAN LINGGARJATI, PERJANJIAN RENVILLE, PERJANJIAN ROEM-ROYEN, dan lain-lain.
Negara kita mempunyai dasar Negara pancasila yang mengajarkan kita walaupun berbeda-beda tetap satu juga, walapun berbeda agama suku dan bahasa tapi kita tetap satu yaitu bangsa Indonesia. Tetapi menurut saya sebenarnya kemerdekaan Indonesia berlandaskan syariah islam walapun dasar hokumnya bukan berlandaskan syariah islam.
Tapi menurut saya pemerintah harus lebih mempehatikan masyarakat yang beragama islam, karena sebagian besar masyarakat indonesia yang beragama islam seperti negara-negara besar islam lainnya. Dan dengan demikian masyarakat Indonesia tidak akan terpengaruh oleh kebudayaan dari luar dan tetap mempertahankan prinsip-prinsip yang sudah tertanamam pada jiwa mereka seperti para pejuang jaman dahulu, contohnya saja seperti propinsi aceh yang tetap dengan prinsyip dasarnya.


Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...