Selasa, 23 Februari 2016

Perang Anti Perbudakan di Amerika

Learning history for all people
Perang Sipil di Amerika Tahun 1861 – 1865
Latar belakangnya :
1.      Wilayah Amerika bagian utara berkembang menjadi daerah industry
2.      Wilayah Amerika bagian selatan berkembang menjadi daerah bercorak agraris
3.      Penduduk wilayah Amerika bagian utara lebih terdidik , tinggal diperkotaan, umumnya bekerja sebagai buruh bebas dan menentang perbudakan
4.      Penduduk wilayah Amerika bagian selatan kurang terdidik dan mengandalkan tenaga budak
5.      Pemilik perkebunan di Amerika bagian selatan ketakutan kalau  perbudakan dilarang oleh Presiden Abraham Lincoln.
6.      7 negara bagian selatan memisahkan diri dan membentuk Konfederasi Amerika
Perang sipil di Amerika Serikat tak dapat dihindarkan karena upaya memisahkan diri dari Negara Amerika serikat dengan alas an mempertahankan system perbudakan tidak bisa diterima akal sehat dan juga Undang-Undang Dasar Amerika Serikat.  

Karena itu, ketika Negara –negara bagian konfederasi membentuk tentara sendiri dan menyerang tentara Amerika Serikat di Fort Sumter, maka perang saudarapun dimulai. Pada awalnya peperangan demi peperangan dimenangkan  pihak selatan atau pasukan konfederasi, seperti dalam perang di Bull Run, dekat Washington; Richmond , Virginia; Frederickburg, Virginia.  Tetapi , jumlah pasukan yang lebih banyak, lebih terlatih, suplai logistic yang lebih baik membuat pasukan utara mulai berbalik memenangkan pertempuran seperti di Gettyburg, Pennsylveania. Perang saudara ini banyak memakan korban jiwa  tidak kurang 600.000 orang tewas , perang ini juga menghancurkan ekonomi Amerika Serikat terutama diwilayah-wilayah Negara-negara anggota konfederasi ( selatan ), Kemenangan pihak utara yang anti perbudakan telah menyatukan kembali Amerika kedalam Unions state of America.  Hanya, Presiden Abraham Lincoln yang anti perbudakan tewas tertembak oleh orang yang berpihak dan bersimpati pada pihak selatan yang pro perbudakan.

Minggu, 21 Februari 2016

Sejarah Indonesia : Masa Neolithikum

Learning history Indonesian history for all people
Masa neolithikum
Semua makhluk dibumi memerlukan makanan.  Manusia dan berbagai jenis binatang bahkan tumbuhan memerlukan makanan. Demikian juga dengan manusiapurba mereka membutuhkan berbagai jenis makanan untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan kelompoknya.
Mereka berpindah-pindah tempat untuk mendapatkan makanan ( nomaden). Mereka mencari daerah-daerah subur yang banyak sumber makanan dan menetap selama sumber makanan masih tersedia.  Mereka pindah mencari sumber makanan baru dan menetap lagi ditempat baru, begitu seterusnya.

Manusia purba belajar dari pengalaman hidupnya.  Pola hidup nomaden mulai dirasakan sulit.  Area gerak mereka mulai dibatasi oleh terbentuknya daerah-daerah pemukiman dengan area perladangannya serta banyak binatang yang sudah dipelihara oleh manusia purba lainnya.  Sementara binatang buruan kian sulit didapat.  Karena itu banyak manusia purba yang nomaden mulai menetap. Hanya tinggal sedikit yang masih nomaden.
Karena mayoritas mulai menetap dan mulai berladang atau berhuma , maka mereka mulai memproduksi makanan.  Dengan memproduksi makanan , maka manusia purba masa neolithikum mulai mengolah alam dan mulai tidak tergantung pada alam.
Kehidupan bercocok tanam dilakukan setelah mereka mengalami berpindah-pindah tempat dan kembali ketempat yang sama  banyak biji-bijian yang dulu mereka buang telah tumbuh menjadi tanaman dan pohon baru yang berbuah atau siap untuk mereka makan kembali. Pengetahuan tentang tanaman yang bijinya bisa ditanam kembali atau yang batangnya bisa ditanam kembali membuat mereka mulai melakukan penanaman-penanaman.  Ketika tanaman yang mereka tanam kemudian tumbuh besar dan menghasilkan makanan, maka mereka memiliki pengatahuan dan pengalaman bercocok tanam.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terus menerus dan diwariskan dari generasi kegenerasi maka mereka makin mahir bercocok tanam. Mereka mulai berhuma dan berladang.  Mereka juga mengenal system penyiraman tanaman yang kemudian mendorong mereka mengenal pengairan dengan system irigasi.
Didaerah pegunungan yang konturnya beertingkat, mereka bercocok tanam dengan system sengkedan, dimana air dialirkan dari sawah dipermukaan yang lebih tinggi kepermukaan sawah yang ada dibawahnya.

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...