Learning Indonesian history for all people
Peralihan politik pasca G 30 S PKI
Masa kelam Orde lama atau masa demokrasi
terpimpin, telah merubah cara berfikir dan cara-cara menyelesaikan masalah –
masalah politik, masalah-masalah kenegaraan dan masalah-masalah bangsa. Perubahan – perubahan politik yang
terjadi serta dampak ikutannya memberi gambaran kemampuan para elit Indonesia
menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Karena itu,
masa ini memberikan kronologis peristiwa dengan logika sejarahnya yang bila di
refleksikan akan memperkaya bagaimana cara- cara keluar bangsa Indonesia dari berbagai
permasalahan yang membelitnya.
Terjadinya G 30 S PKI menimbulkan krisis
politik , ekonomi dan sosial yang parah.
Pembunuhan beberapa Jendral TNI AD telah menguatkan posisi TNI untuk
mengambil alih kekuasaan. Mereka yang
anti PKI balik menekan dan membunuh orang-orang PKI. Harga barang-barang naik dan langka
dipasar. Permusuhan dimasyarakat antar
masyarakat makin menjalar kemana-mana.
Kondisi ini yang mendorong KAMI dan KAPI melakukan demonstrasi dan
mengajukan TRITURA ke pemerintahan SOEKARNO.
Pemerintahan Soekarno lamban merespon demo ini, sehingga jumlah pendemo
bertambah banyak dan mendapat dukungan rakyat bahkan tentara. Soekarno membalas dengan melakukan perombakan
cabinet menjadi cabinet 100 mentri, yang didalamnya masih melibatkan
orang-orang PKI, sehingga ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap
pemerintahan Soekarno makin kuat.
Buntutnya berupa pencegahan para mentri yang akan rapat cabinet diistana Negara.
Masalah setelah G 30 S PKI :
1.
Krisis
kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Soekarno
2.
Krisis
politik akibat lambannya penyelesaian masalah G 30 S PKI
3.
Inflasi
mencapai 650% dan barang-barang langka
4.
Banyaknya
aksi balas dendam terhadap orang-orang PKI
5.
Saling
curiga didalam masyarakat
Peralihan politik pasca G 30 S PKI
Demo KAMI dan KAPPI mengajukan Tritura,
yaitu :
1.
Bubarkan
PKI dan Ormas-ormasnya
2.
Bersihkan
Kabinet Dwikora
3.
Turunkan
harga-harga barang
Tuntutan rakyat dijawab Soekarno dengan
melakukan perombakan Kabinet dan
membentuk cabinet 100 Mentri. Rakyat
menilai pembentukan kebinet ini tidak menyelesaikan masalah, karena didalam
cabinet itu masih ada orang-orang simpatisan PKI.
Sebagai jawaban atas pembentukan cabinet
100 mentri , Mahasiswa menggalang
demonstrasi besar-besaran. Massa
mahasiswa didukung masyarakat luas mulai
mendekati istana. Mereka menyatukan diri kedalam Front Pancasila. Para
Mentri yang akan menghadiri siding cabinet 100 mentri dicegah massa demonstran
. Muncul pasukan tanpa seragam pimpinan Brigjen Kemal Idris. Pasukan pengawal Presiden, Brigjen Sobur ,
melihat sebagai situasi yang tidak aman bagi keamanan Presiden Soekarno, maka
diambil tindakan, memindahkan Presiden Soekarno ke Istana Bogor.
Pindahnya Presiden Soekarno ke Bogor dan
demonstrasi yang kian meluas, membuat Brigjen Soeharto sebagai wapangab
mengirim Brigjen Basuki Rahmat, Brigjen
M Yusup, Brigjen Amir Mahmud ke Presiden Soekarno untuk membicarakan
pemulihan keadaan. Sebagai hasil
komprominya, dari Istana Bogor keluar Surat Perintah 11 maret yang meminta dan
menugaskan agar Brigjen Soeharto memulihkan keadaan dan menjaga wibawa
pemerintah. Keluarnya
surat perintah 11 maret ini menandai awal berdirinya rezim Orde Baru.
Manajemen
Soeharto mengatasi masalah pasca G 30 S/PKI
:
1.
Membubarkan
PKI dan Ormas-ormasnya.
2.
Membersihkan
cabinet Dwikora dari orang-orang PKI
3.
Menghancurkan
kekuatan PKI diberbagai daerah
4.
Melarang
peredaran dan penyebarluasan ajaran komunisme .
5.
Memulihkan ekonomi, kondisi politik dan kondisi sosial .
6.
Menyederhanakan
jumlah partai politik menjadi 3 partai
7.
Mewajibkan
semua partai dan ormas berasas tunggal
Pancasila
8.
Menerapkan
system REPELITA
Kondisi ini memunculkan Soeharto sebagai figure baru dalam
krisis kepemimpinan dengan tengah
merosotnya figure – figure lama yang telah aktif berpolitik sejak jaman
pergerakan, jaman Jepang hingga era Orde lama.
1.
Munculnya
Tritura dari Mahasiswa dan Rakyat
2.
Dibentunya
Kabinet 100 mentri
3.
Demo
mahasiswa dan rakyat menentang cabinet 100 mentri
4.
Soekarno
di pindahkan ke istana Bogor
5.
Brigjend
Basuki Rahmat, Brigjen M Yusup, Brigjend Amir Mahmud melobi Soekarno dan
keluarlah Supersemar dilaksanakan Letjen
Soeharto dalam bentuk Penghancuran dan
penangkapan orang-orang PKI berjalan dengan baik.
6.
Untuk
menjamin proses transisi kepemimpinan berjalan konstitusional MPRS
mengadakan sidang istimewa tanggal 20
Februari 1967 dan mengeluarkan
TAP MPRS XXXIII/MPRS/1967
memutuskan mengangkat Soeharto
untuk menduduki jabatan Pejabat Presiden
, dan mencabut kekuasaan PresidenSoekarno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar