Minggu, 22 Mei 2016

Sejarah Indonesia: Transisi dari Orde Lama ke Orde Baru

Learning Indonesian history for all people
Masa kelam Orde lama atau masa demokrasi terpimpin, telah merubah cara berfikir dan cara-cara menyelesaikan masalah – masalah politik, masalah-masalah kenegaraan dan masalah-masalah  bangsa. Perubahan – perubahan politik yang terjadi serta dampak ikutannya memberi gambaran kemampuan para elit Indonesia menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Karena itu, masa ini memberikan kronologis peristiwa dengan logika sejarahnya yang bila di refleksikan akan memperkaya bagaimana cara- cara keluar bangsa Indonesia dari berbagai permasalahan yang membelitnya.

Terjadinya G 30 S PKI menimbulkan krisis politik , ekonomi dan sosial yang parah.  Pembunuhan beberapa Jendral TNI AD telah menguatkan posisi TNI untuk mengambil alih kekuasaan.  Mereka yang anti PKI balik menekan dan membunuh orang-orang PKI.  Harga barang-barang naik dan langka dipasar.  Permusuhan dimasyarakat antar masyarakat makin menjalar kemana-mana.  Kondisi ini yang mendorong KAMI dan KAPI melakukan demonstrasi dan mengajukan TRITURA ke pemerintahan SOEKARNO.  Pemerintahan Soekarno lamban merespon demo ini, sehingga jumlah pendemo bertambah banyak dan mendapat dukungan rakyat bahkan tentara.  Soekarno membalas dengan melakukan perombakan cabinet menjadi cabinet 100 mentri, yang didalamnya masih melibatkan orang-orang PKI, sehingga ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintahan Soekarno makin kuat.  Buntutnya berupa pencegahan para mentri yang akan rapat  cabinet diistana Negara.
Masalah setelah G 30 S PKI  :
1.    Krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Soekarno
2.    Krisis politik akibat lambannya penyelesaian masalah G 30 S PKI
3.    Inflasi mencapai 650% dan barang-barang langka
4.    Banyaknya aksi balas dendam terhadap orang-orang PKI
5.    Saling curiga didalam masyarakat


Peralihan politik pasca G 30 S PKI
Demo KAMI dan KAPPI mengajukan Tritura, yaitu :
1.    Bubarkan PKI dan Ormas-ormasnya
2.    Bersihkan Kabinet  Dwikora
3.    Turunkan harga-harga barang

Tuntutan rakyat dijawab Soekarno dengan melakukan perombakan Kabinet dan membentuk cabinet 100 Mentri.  Rakyat menilai pembentukan kebinet ini tidak menyelesaikan masalah, karena didalam cabinet itu masih ada orang-orang simpatisan PKI.
Sebagai jawaban atas pembentukan cabinet 100 mentri , Mahasiswa menggalang demonstrasi besar-besaran.  Massa mahasiswa didukung masyarakat luas  mulai mendekati istana. Mereka menyatukan diri kedalam Front Pancasila. Para Mentri yang akan menghadiri siding cabinet 100 mentri dicegah massa demonstran . Muncul pasukan tanpa seragam  pimpinan Brigjen Kemal Idris.  Pasukan pengawal Presiden, Brigjen Sobur , melihat sebagai situasi yang tidak aman bagi keamanan Presiden Soekarno, maka diambil tindakan, memindahkan Presiden Soekarno ke Istana Bogor. 
Pindahnya Presiden Soekarno ke Bogor dan demonstrasi yang kian meluas, membuat Brigjen Soeharto sebagai wapangab mengirim Brigjen Basuki Rahmat, Brigjen M Yusup, Brigjen Amir Mahmud ke Presiden Soekarno untuk membicarakan pemulihan keadaan.  Sebagai hasil komprominya, dari Istana Bogor keluar Surat Perintah 11 maret yang meminta dan menugaskan agar Brigjen Soeharto memulihkan keadaan dan menjaga wibawa pemerintah. Keluarnya surat perintah 11 maret ini menandai awal berdirinya rezim Orde Baru.
Manajemen Soeharto mengatasi masalah pasca G 30 S/PKI  :
1.    Membubarkan PKI dan Ormas-ormasnya.
2.    Membersihkan cabinet Dwikora dari orang-orang PKI
3.    Menghancurkan kekuatan PKI diberbagai daerah
4.    Melarang peredaran dan penyebarluasan ajaran komunisme .
5.    Memulihkan  ekonomi, kondisi politik dan kondisi  sosial . 
6.    Menyederhanakan jumlah partai politik menjadi 3 partai
7.    Mewajibkan semua partai dan ormas  berasas tunggal Pancasila
8.    Menerapkan system REPELITA

Kondisi ini memunculkan Soeharto sebagai figure baru dalam krisis kepemimpinan  dengan tengah merosotnya figure – figure lama yang telah aktif berpolitik sejak jaman pergerakan, jaman Jepang hingga era Orde lama. 


1.    Munculnya Tritura  dari Mahasiswa dan Rakyat
2.    Dibentunya Kabinet 100 mentri
3.    Demo mahasiswa dan rakyat  menentang  cabinet 100 mentri
4.    Soekarno di pindahkan ke istana Bogor
5.    Brigjend Basuki Rahmat, Brigjen M Yusup, Brigjend Amir Mahmud melobi Soekarno dan keluarlah Supersemar dilaksanakan  Letjen Soeharto  dalam bentuk Penghancuran dan penangkapan orang-orang PKI berjalan dengan baik.

6.    Untuk menjamin proses transisi kepemimpinan berjalan konstitusional  MPRS  mengadakan sidang istimewa tanggal 20  Februari  1967 dan mengeluarkan TAP MPRS XXXIII/MPRS/1967  memutuskan   mengangkat Soeharto untuk menduduki jabatan Pejabat Presiden  , dan mencabut kekuasaan  PresidenSoekarno.

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...