Learning history for all people
Setelah RI Merdeka, pemerintah Indonesia dihadapkan pada kondisi yaitu banyak
infrastruktur ekonomi hancur. Sementara,
parbrik –pabrik yang masih bisa beroprerasi telah dikuasai Belanda, dilaut pemerintah kolonial Belanda melakukan blokade ekonomi, yang membuat pemerintah Indonesia tidak bisa melakukan ekspor barang keluar negeri.
Disisi lain, De Javasche Bank , masih dikuasai Belanda.
Para banker De Javasche Bank orang-orang
Belanda. Mereka menguasai dan mengatur
peredaran uang keseluruh wilayah nusantara. Kondisi ini berarti mereka mendukung upaya pemerintah kolonial Belanda untuk terus menjajah Indonesia dan mengambil keuntungan dari bumi Indonesia.
Karena itu, pemerintah Indonesia membangun strategi politik ekonomi untuk membendung politik ekonomi pemerintah kolonial Belanda. Pemerintah Indonesia , walau dalam kondisi morat- marit melakukan
langkah-langkah penataan ekonomi untuk lebih mandiri dengan cara :
1.
Pinjam uang ke rakyat
2.
Mencetak ORI
3.
Menyatakan uang Jepang, Uang Belanda dan Uang
NICA tidak berlaku sebagai alat pembayaran
4.
Tanggal 12 Juli 1951 diadakan nasionalisasi atas
De Javasche Bank dan Mr. Safrudin Prawiranegara diangkat sebagai Presiden
Direkturnya. De Javasche Bank diubah
nemanya menjadi Bank Indonesia.
5.
Menurut Dr. Sumitro Djojohadikusumo, struktur ekonomi Indonesia
masih system ekonomi colonial dan perlu diubah ke system ekonomi nasional. Karena itu perlu diadakan program ekonomi
Gerakanb Banteng dengan cara menumbuhkan pengusaha pribumi dan memberi kredit
ke pengusaha pribumi.
6.
Dimasa mentri Perekonomian Ishak Tjokroadisurjo,
dilakukan nasionalisasi ndengan cara mewajibkan periusahaan asing melatih dan
memberi tanggungjawab kepada pegawai pribumji; mendirikan perusahaan Negara;
menyediakan kredit bagi pengusaha pribumi.
7.
Di Era demokrasi terpimpin diadakan system
ekonomi terpimpin sehingga segala perekonomian diatur Negara sehingga
inflasi mencapai 600 %.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar