Learning history for all people
Kabinet Era Demokrasi Parlemen
dengan UUD 1945
1.
Kabinet Sjahrir ( Nopember 1945 – 1946 )
Terjadi revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan
2.
Kabinet Sjahrir II (1946 – 1947 )
Diadakan perjanjian Linggarjati 25 Maret 1947 yang
isinya pengakuan wilayah RI terdiri dari Sumatera, Jawa dan Madura. Pembentukan Negara Indonesia nseroikat dan pembentukan
Uni Indonesia – Belanda.
3.
Kabinet Amir Sjarifudin ( 1947 – 1948 )
Tanggal 21 Juli 1947 terjadi agresi militer Belanda ke
I, Belanda menguasai Jakarta, Jawa Barat
dan bagian utara Jawa Timur dan mengepung wilayah Indonesia dengan kekuatan
militernya dibantu para milisi pribumi bayaran.
Kekuatan militer Belanda yang kuat dihadapi para pejuang Indonesia
dengan strategi perang gerilya.
Sehingga, bila sianghari Belanda berkuasa maka pada malam hari para
pejuang RI balik menyerang semua kedudukan atau markas-markas Belanda. Kondisi yang stagnan bagi kedua
belah pihak dan kekerasan yang terus terjadi membuat kedua belah pihak didesak
untuk berunding, maka tanggal 17 Januari 1948 terjadi perjanjian Renville yang
Isinya :
1.
Pembentukan RIS
2.
RI bagian dari RIS
3.
Pembentukan Uni Indonesia Belanda
4.
Kabinet Mohammad Hatta 1948 – 1949
Tanggal 19 Desember 1948, terjadi agresi militer ke 2. Belanda melakukan agresi militer ke 2 ini
karena berambisi ingin menguasai kembali Indonesia 100 % seperti sebelum
dikalahkan oleh Jepang, Belanda ingin NKRI hancur. Karena, hasil
perjanjian Renville telah membuat wilayah Negara RI hanya Jawa tengah bagian
selatan, Jawa Timur bagian Selatan dan daerah Yogyakarta.
Ketika agresi
militer Belanda dilakukan, kota Yogyakarta berhasil diduduki pasukan
Belanda dengan mudah. Pasukan RI masuk kepedalaman kedaerah
pedesaan untuk menyusun perang gerilya yang langsung dipimpin Jendral Sudirman
yang masih sakit paru-paru. Sementara,
para elit RI bertahan dikota Jogjakarta dan ditangkap Belanda, termasuk
Presiden dan Wakil Presiden, Soekarno - Hatta .
Hanya mentri IJ Kasimo yang tidak ditangkap karena ia ada didaerah
pedesaan dan Mr. Safrudin Prawiranegara yang sedang ada di Sumatera.
Mr. Safrudin Prawiranegara yang sedang berkunjung di Sumatera dan
Gubernur Sumatera Teuku Muhammad melihat berita bahwa para pimpinan Negara RI
ditawan Belanda, maka mereka mengambil inisiatif mendirikan Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia dan menetapkan ibukotanya Bukit Tinggi, PDRI
dibentuk untuk melawan kampanye Belanda bahwa RI sudah tidak ada. Dan Mr. Sjafrudin Prawiranegara ditetapkan
menjadi pejabat Presiden hingga Presiden Soekarno dilepaskan dari penjara
Belanda.
Dipulau Jawa, ketika semua pasukan RI menghadapi
agresi militer Belanda, PKI yang kecewa setelah kadernya, Mr. Amir Sjarifudin
tersingkir dari kekuasaan, mendirikan Front Demokrasi Rakyat dan melakukan
pemberontakan dengan mendirikan Negara Sovyet Indonesia di Madiun. Adanya PDRI yang mengerahkan para diplomat
Indonesia diluar negeri, perebutan kota Jogyakarta yang diarsiteki Jendral
Sudirman, berhasil merebut kota Yogyakarta selama 6 jam, hal ini menyebabkan
PBB mendeak agar RI dan Belanda berunding, maka diadakan perundingan Roem - Royen, hasilnya :
a.
RI – Belanda melakukan Gencatan senjata
b.
Bekerjasama untuk perdamaian, ketertiban, dan
keamanan
c.
Ikut serta ke KMB
Untuk membangun NKRI setelah
dihancurkan Belanda dengan agresi
militer 1 dan II, pembentukan 6 negara boneka dan pembentukan RIS, serta
wilayah Indonesia yang terus diperkecil dan dihancurkan keberadaannya, maka
dilakukan tiga strategi :
1.
Mengerahkan rakyat untuk mendemo pendirian
Negara - Negara boneka buatan Belanda
2.
Mengadakan
Konferensi Inter Indonesia yang melibatkan 6 negara boneka buatan
Belanda
3.
Menyiapkan UU peralihan dari RIS ke NKRI dan UUD
baru yang mengakomodasi aspirasi politik para elit Negara boneka Belanda.
Untuk menghadapi KMB, pemerintah
RI melobi para pimpinan Negara boneka Belanda untuk berunding didalam
Konferensi Inter Indonesia di Maros, Sulawesi Selatan, dengan tujuan :
a.
Kembali ke NKRI,
b.
Satu suara menghadapi Belanda dalam KMB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar