Jumat, 16 Oktober 2015

Sejarah Indonesia :Pemberontakan DI/TII

Learning Indonesian history for all :

Sejarah Indonesia 
Wawancara dengan M. Natsir
Tanya : Mengenai terjadinya DI/TII,  bagaimana hubungannya dengan Masyumi ?
M. Natsir : Sebenarnya DI/TII ini ada sesudahnya Jawa Barat dilepaskan kepada Belanda. Tadinya itu republiken semua. Ini kan DI , ada keputusan antara permusyawaratan Belanda dengan Indonesia, supaya Jawa Barat dikosongkan dari RI, itu bukan main pedihnya bagi orang-orang Jawa Barat.  Seolah – olah disingkirkan  dari Republik.  Padahal mereka berjuang.  Padahal perjuangan pertama di Bandung dengan Nasution.  Dengan menjadi mereka merasa orang yang ditinggalkan oleh Republik.  Saya lihat Kartosuwirjo waktu  itu pergi ke Jogja kerjasama dengan pemerintah Bung Hatta, dengan Kartosuwirjo selalu bertemu bermusyawarah bagaimana membantu orang yang ditinggalkan itu, tetapi tak resmi.  Tetapi bantu dengan keuanganlah banyak sedikitnya, supaya orang itu mengadakan perjuangan terhadap Belanda, dengan, dalam majlisul Islam atau apa itu namanya.<a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.
 
Tetapi tetap DI bukan TII, jadi mereka itu hadapi.  Kartosuwirjo plus republic, malah Bung Hatta membantu sebagai Wakil Presiden, membantu apa-apa yang perlu bagi Kartosuwirjo, supaya jangan kacau balau, tetapi sesudah itu ( Natsir batuk ), ada satu kesalahan, kesalahan itu tidak disengaja, ada satu pimpinan dari apa yang nantinya disebut TII. Pemimpin dari gerombolan  dari kelompok Kartosuwirjo, dikirim ke Jogya tidak setahu, tidak melalui Kartosuwirjo langsung, bahwa mereka juga kesulitan, mereka juga kembali ke Jawa Barat justru untuk membantu, membantu DI/TII atau belum lama kelompok Kartosuwirjo ini, tetapi oleh karena tidak ada persiapan bahwa ia akan dating, dianggap ini orang yang meninggalkan jawa barat itu orang yang nggak bisa dipercayai. Dianggap mereka, umumnya nih ( Buya Natsir tersenyum ) oh ini dia tinggalkan kita diwaktu apa, mau apa lagi dikesini,oleh karena itu dia diterima dengan senjata, sehingga dia meninggal.  Jadikan kan putus hubungan yang baik. Tapi bukan putus betul, mulai itu, tetapi itu, ini terus pemerintah sudah mengadakan Linggarjati, segala macam bertambah suudzon,, orang ini mau apa.  Ini nyengat ini mau apa, sesudah mau bersatu dengan Belanda, padahal dia belum jadi mengerti  betul apa, dimana diplomasi, sebab orang kita berjuang.  Kita hadapi Belanda dalam dua bidang, bidang gerilya, bidang diplomasi, satu sama lainnya memerlukan satu sama lain.  Gerilya tanpa kekuatan Welkreise nggak bisa. Welkreise saja tanpa senjata perundingan, hancur gak karuan.  Jadi diwaktu itu kita sebagai tuan suruh apa yang sudah dapat dicapai itu pertahankan tetap.  Dalam diplomasi cari tambahan, itu ini jadi, semua orang menyadari itu taktik, tapi kalau sudah bicara dengan Belanda itu kalah, artinya mau menyerah, sebab marahnya rakyat sudah cukup besar, sehingga, lebih baik tak usah dengan Belanda – Belanda saja, kita berjuang dengan senjata saja, kan begitu.   Jadi wawasan dari orang-orang, ummat, dengan diplomasi yang begitu tinggi dikalangan pemimpin-pemimpin itu  belum merasa bisa , disatukan, jadi ada salah paham, arti curiga mencurigai. Sebetulnya  begitu juga orang di Jawa Barat sudah merasa ditinggalkan, kita dating, orang Jogja, yang ini memberi,  apa menyerahkan kita pada Belanda.  Mau apa lagi dikesini.  Kita sedang bikin kekuatan sekarang. Kekuatan, waktu itu ndak ada DI/TII.  Mulai itu hubungan tambah buruk.  Lantas untuk selesaikan ini, Hamengkubuwono dan saya diminta untuk dating oleh bung Hatta ke Jawa Barat.  Kita mencoba untuk menyelesaikan salah faham ini kepada Kartosuwirjo.  Sudah kesini dalam suasana antara Kartosuwirjo dengan kelompoknya, Majlisul Islam, apa itu namanya.  Saya, saya bertemu Kartosuwirjo.  Bagaimana cara bertemunya itu sulit sekali.  Tapi saya bikin surat dan mengutus tuan Hasan, tahu Hasan ya ? orang Persis, ya , saya minta beliau mengantarkan surat, saya mengirim surat sendiri, sebagai kenalan yang baiklah, hubungan kita dengan kartosuwirjo baik sekali dari dulu.  Sebelum merdeka sudah boleh katakan  kami itu berteman, berguru pada Akhmad Hasan bersama-sama, antara murid, jadi hubungan pribadi dan saya minta Tuan Hasan sendiri yang mengantarkan, jadi supaya dipercaya, bahwa tidak berkhianat begitu.  Tetapi ada satu kesalahan yang tidak disengaja, saya tinggal dihotel Homan, Bandung.  Jadi saya tidak bawa map atau apa, saya ambil kertas dari Hotel Homan  surat itu.  Surat itu sudah ada mapnya, amplopnya, suratnya yang pakai merek, saya dengan tidak sadar, saya pakai itu sebagai syurat saya kepada Kartosuwirjo, minta supaya kita bertemulah. <a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.


Bersambung…………….

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...