Learning history for all people
Tanya : Bagaimana hubungan dengan
DI/TII di Aceh ?
M. Natsir : ya, jadi di Aceh, ya di Aceh kita coba
selesaikan, tapi kita tadinya mencoba mengirim surat. Saudara, saya ambil waktu yang terakhir,
sebelum, hubungan kita dengan Daud Beureuh baik. Masih ada
kemungkinan-kemungkinan untuk tidak akui itu permusuhan, kita tunda sampai ada kesempatan. Kita biarkan dia
mendakwakan Negara Aceh. Kita tak sebut-sebut itu. Kita bicara manusia dengan manusia saja. Daud setuju. Tak ada banyak officer-officer,
cara approach kita sudah secara yuridis formil. Tidak mereka itu sudah punya
kekuasaan. Seolah-olah sudah jadi
provinsi. Tak disebut sudah propinsikan
atau tidak.
Tetapi sesudah itu keadaan tambah tajam. Diwaktu-waktu terakhir saya dating, Daud
Beureuh tak mau jemput di Airport. Di
utus istrinya. Waktu saya beberapa kali
ke Aceh di jemput sendiri.
Ada tempat pertemuan khusus tamu-tamu, dia tak sambut
saya. Mau bawa saya ke Hotel. Jadi itu saya ceritakan, yang mana hubungan
saya dengan Daud Beureuh sudah beberapa waktu buruk. Jadi dia tak ikut istrinya.
Kedua, saya mau naik tempat pertemuan penginapan resmi. Dia bawa saya ke Hotel, itu instruksi
beliau. Saya lihat jalannya. Mau kemana
ini, saya protes, saya ndak mau ke Hotel.
Saya mau ketempat yang lama, kalau tidak saya kembali. Jadi saya gertak
gitu. Dia takut juga ( M. Natsir
tersenyum ). Orang tahu bahwa saya dating ketempat biasanya saya
menginap. Ya , saya sudah seolah-olah tempat yang sudah biasa. Orang dating nggak setuju atau apa setahu
atau tidak setahunya Daud Beureuh orang berdatangan. Natsir dating ini . buat apa dating ? Saya bilang mau nyusul, hendak
musyawarah. Mau kami di Jakarta. Perkara provinsi Aceh itu kita ukur dengan
Undang-undang. Kami di Jakarta
mempersiapkan Undang-undang.
Undang-undang sudah siap kita bawa ke Parlemen. Parelemen, jangan mendadak begitu saja. Kami sudah putuskan begitu. Itu memang begitu. Tetapi mempesiapkan itu ada waktu. Parlemen juga ada waktu. Jadi mereka itu gak tegar. Ndak sabar
menunggu keputusan itu.
Bersambung …..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar