Rabu, 10 Februari 2016

Sejarah Indonesia : Masa Paleolithikum

Learning history for all people
A.     Masa Paleolithikum
Manusia purba memiliki jejak sejarah.  Jejak sejarah mereka berbentuk benda-benda hasil kebudayaan mereka.  Misalnya alat berburu yang mereka pakai, alat menangkap ikan, alat pertanian, benda perhiasan, alat pertukangan, benda-benda yang menjadi alat dan tempat pemujaan, bekas tempat tinggal, tulang-tulang manusia purba, tulang binatang yang pernah makan.
Dari berbagai benda peninggalan mereka dapat direkonstruksi pola kehidupan mereka, kebiasaan-kebiasaan bahkan nilai dan norma yang mereka gunakan.
1.    Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan Pacitan berbentuk alat-alat dari batu yang disebut kapak berimbas ( chopper) sering disebut kapak gengam; juga ditemukan alat serpih ( flakes ) bentuknya kecil tajam seperti pisau, digunakan untuk mengiris daging, menguliti binatang buruan, memotong umbi-umbian,Kebudayaan Pacitan ditemukan dilapisan preistocen tengah ( lapisan Trinil ) ; pendukung kebudayaan ini manusia purba jenis Pithecantropus Erectus;  Peneliti kebudayaan Pacitan adalah Von Koenigswald pada tahun 1935.
Benda-benda seperti kapak berimbas yang mereka tinggalkan banyak ditemukan di Gombong, Jampang kulon ( Sukabumi ) di Cabenge ( Sulawesi )digua-gua purba, dikedalaman tertentu dan pengungkapannya membutuh bantuan ilmu-ilmu lain, seperti ilmu antropologi, geologi, kimia dll
2.    Kebudayaan Ngandong.
Kebudayaan Ngandong berbentuk alat-alat dari tulang. Ditemukan alat-alat tulang yang runcing seperti belati diambil dari tanduk kijang, kerbau  dipakai sebagai mata tombak atau pisau, digunakan untuk mengorek ubi.  Duri ikan pari juga digunakan sebagai ujung mata tombak dalam berburu binatang.
Dari  direkonstruksi penemuan alat dari batu yang telah runcing, tanduk kijang atau menjangan yang runcing menunjukkan bahwa pola hidup manusia purba paling awal hidup berkelompok, mereka nomaden, pola hidup manusia yang lelakinya berburu dan kaum wanitanya meramu.
Ditemukannya fosil-fosil mereka yang banyak ditemukan diarea dekat sungai, Tinggal didekat sungai atau danau, menunjukkan bahwa mereka berada didaerah yang subur dan banyak makanan, daerah yang juga menjadi area binatang yang mereka buru mencari makanan. Sehingga, mereka dengan mudah mencari binatang buruan.
Kebudayaan Ngandong didukung oleh manusia purba jenis Homo Soloensis dan Homo Wajakensis, banyak ditemukan didaerah Sidorejo, Ngawi Jawa Timur.  Diteliti oleh Von Koenigswald tahun 1941.


Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...