Learning history for senior high schools
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di Indonesia.
Pada awalnya Demak sebuah bandar
perdagangan dari Kerajaan Majapahit, seperti Tuban, Gresik dan Surabaya.
Sebagai bandar perdagangan, Demak berkembang pesat . Demak dengan wilayah
pedalamannya yang agraris dapat mengexport beras dan bahan makanan Iainnya kedaerah-daerah
Selat Malaka dan daerah-daerah Indonesia Timur.
Kepemimpinan Raden Patah sebagai
adipati yang memerintah Demak (akhir abad-15), membuat Demak menjadi lebih
besar dan lebih penting diantara bandar-bandar dagang dipesisir Jawa. Dan
dibawah kepemimpinan Raden Patah Demak dapat dan mampu menyatukan kota-kota
pesisir seperti Lasem, Tuban, Gresik ,Sedayu .
Dalam
kepemimpinan Demak, daerah pesisir Utara Jawa melapaskan diri dari Kerajaan
Majapahit yang tengah melaju ke gerbang kehancuran akibat perebutan kekuasaan dan tidak adanya figure
cerdas yang dapat menyatukan Majapahit.
Ekonomi Kerajaan Demak bertambah maju
dengan banyak para pedagang Islam, India, China yang singgah keberbagai Bandar
pelabuhan Demak. Mereka menghindari
berdagang di Malaka yang direbut Portugis, apalagi pedagang Portugis berdagang
dengan curang dan menerapkan system monopoli dalam perdagangannya. Banyak
pedagang-pedagang Islam yang memindahkan kegiatannya ke daerah-daerah Demak. Raden
Patah sebagai Sultan Demak juga diakui sebagai pemimpin umat Islam dalam
menghadapi bahaya kristenisasi dan model perdagangan monopoli Portugis.
Persaingan
dagang antara Malaka dengan Demak terjadi, Demak tampil kedepan untuk
membendung arus expansi Portugis. Demak menyusun Angkatan Laut besar-besaran.
Angkatan Laut itu terdiri dan kapal-kapal besar yang mampu berlayar jauh .
Demak bersama dengan Kesultanan Aceh berusaha menyerbu Malaka. Aceh dari Timur
dan Demak dari Arah barat.
Di
bawah pimpinan Pati Unus, pada tahun 1512 bersama-sama dengan Aceh, armada
Demak menyerbu Malaka. Namun, persenjataan yang kalah canggih, kalah besar,
kalah terlatih dalam perang modern, dan tidak bersamaan dengan armada Aceh
kedatangannya, membuat armada Demak dapat dikalahkan , demikian juga armada
Aceh.
Usaha
Kerajaan Demak untuk membinasakan kekuatan Portugis tidak terbatas pada penyerbuan
Malaka. Kapal-kapal Portugis lalu dicegat dan diserang bila berani melewati
Laut Jawa. Karena itu kapal-kapal Portugis selalu mengambil jarak melingkar.
Yaitu melalui Brunei, menyusuri pantai utara Kalimantan, Sulawesi Utara terus Ternate.
Mereka selalu menghindari kapal-kapal Demak.
Kekalahan dalam
perang dilaut , menjadi pelajaran berharga, sehingga Demak berusaha membangun
armada perang yang besar , dengan persenjataan canggih, seperti Meriam yang
dibuat oleh arsitek Turki. Namun,
sebelum persiapan selesai, Pati Unus, meninggal.
Karena
tidak berputera, Pati Unus digantikan saudaranya, tahta Demak jatuh ke Trenggono yang memenintah: 1521 -1546. Berbeda
dengan Pati Unus yang memusatkan perhatian ke Portugis, Trenggono memusatkan
perhatian pada islamisasi di Jawa Timur yang sedang menghadapi tantangan dari
kerajaan Pasuruan dan Blambangan yang mendapat dukungan dari kerajaan Hindu
Bali.
Dibawah
pemerintahan Trenggono, Demak mengalami masa kebesarannya. Daerah kekuasaan dan
pengaruh Demak membentang dari Banten hingga Surabaya. Berkat perkawinan
politik antara putrinya dengan Pangeran Laggar, Madurapun termasuk daerah
pengaruh Demak.
Perkawinan
politik yang serupa dijalankan juga untuk menguasai Pajang dan Mataram yang
kaya beras. Adiwijoyo putra bupati Pengging dijadikan menantu. Pada jaman
Trenggono, Demak giat melakukan expansi guna memperbesar daerah kekuasaannya
dan guna membendung masuknya kekuasaan Portugis di Jateng dan Jatim.
Dibawah
pimpinan Fatahillah pada tahun 1525 pasukan Demak berhasil menduduki Banten
hingga selat Sunda sepenuhnya dapat diawasi dan dikuasai oleh Demak. Sebagai
pintu gerbang Indonesia Selat Sunda tidak kalah pentingnya dengan Selat Malaka.
Seperti telah kita ketahui, sejak Malaka dikuasai Portugis tahun 1 511, jalan
niaga Islam beralih melalui Selat Sunda. Penguasaan Portugis atas Pasai pada
tahun 1521, Iebih meramaikan lalu lintas di Selat Sunda, karena Selat Malaka
tertutup rapat bagi pedagang-pedagang Islam. Dengan menguasai Banten, Demak
hendak mendirikan pusat niaga baru di Asia Tenggara yang menggantikan kedudukan
Malaka.
Dalam pada itu antara Portugis
dengan kerajaan Hindu Pajajaran telah diadakan suatu perjanjian (1522), yang
mengijinkan orang Portugis untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Orang
Portugis hendak menanamkan pengaruhnya di Jabar serta hendak membinasakan jalan
niaga Islam yang melewati Selat Sunda. Sebelum Portugis dapat mendirikan
bentengnya di Sunda Kelapa, Fatahillah telah Iebih dulu dapat menguasai Sunda
Kelapa (tahun 1527). Armada Portugis yang tiba disana pada tahun itu pula dapat
dikalahkan. Karena kemenangannya yang gilang-gemilang tadi nama Sunda Kelapa
lalu diganti menjadi Jayakarta, yang artinya : Kemenangan sepenuhnya atau
kemenangan sempurna.
Kemenangan Fatahillah
atas orang Portugis mempunyai arti yang penting sekali. Indonesia khususnya
Jawa dapat diselamatkan dan penjajahan Portugis. Sesudah berhasil menduduki
Jakarta, Fatahilla lalu merebut Cirebon pada tahuni 1528. Dengan demikian maka:
1. Jalan niaga yang membentang dan
Maluku - Demak — Banten — Aceh, sepenuhnya berada dalam penguasaan Islam.
2. Kerajaan Pajajaran sama sekali
terisolasikan dan Laut Jawa hingga tidak mungkin berhubungan dengan orang
Portugis di Malaka.
3. Demak berkuasa dan berpengaruh
atas bandar-bandar penting dari Banten hingga Surabaya.
Cita-cita Demak
untuk menguasai seluruh bandar perdagangan di seluruh Jawa belum sepenuhnya
terlaksana. Karena diujung Jatim masih terdapat bandar-bandar dagang yang
dikuasai raja-raja Hindu. Bandar-bandar itu yang terpenting ialah: Pasuruan dan
Panarukan.
Pada masa itu pelabuhan Pasuruan
memegang kedudukan penting, berkat hubungan perdagangan dengan Bali dan
pulau-pulau di Nusa Tenggara lain nya. Disamping itu Pasuruan juga mengadakan
hubungan perdagangan dan persahabatan dengan orang Portugis. Hal itu berarti
Pasuruan menyaingi menandingi perdagangan bandar-bandar Demak. Sedang
hubungannya dengan Portugis sangat mengancam kedudukan Demak. Oleh sebab itu
Pasuruan diserbu oleh pasukan Demak dibawah pimpinan Fatahillah dan Sultan
Trenggono sendiri (1546).
Serbuan tersebut dapat ditangkis
oleh Pasuruan. Bahkan Sultan Trenggono tewas dalam suatu pertempuran. Dengan
wafatnya Sultan, pasukan Demak patah semangatnya dan akhirnya ditarik
pulang. Usaha Demak untuk menguasai
Pasuruan dan daerah-daerah lain di sebelah timurnya mengalami kegagalan.
Sewafat
Trenggono, di Demak timbul kekacauan. Aria Penangsang bupati Jipang mengadakan
perebutan kekuasaan di Demak dan berhasil menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
Ia menganggap dirinya sebagai pewaris-syah takhta Demak Karena andai kata
ayahnya kakak Sultan Trenggono, Pangeran Seda Ing Lepend, tidak dibunuh oleh
Prawoto, ia pasti menjadi raja Demak menggantikan ayahnya. Selanjutnya kendali
pemerintahan Demak berada ditangan Aria Penangsang untuk masa yang agak lama
(kira-kira 22 tahun). Peranan dan kedudukan Demak digantikan oleh Jipang.
Dalam masa itu para ningrat Demak
yang dipimpin oleh Ratu Kali Nyamat terus menerus menentang Aria Penangsang
yang memiliki gaya pemerintahan sangat keras . Mereka menyusun kekuatan guna
menggulingkan. Karena terbukti tidak cukup kuat menghadapi Penangsang, mereka
minta bantuan kepada Adiwijoyo ( Joko Tingkir ), bupati Pengging yang juga
menantu Sultan Trenggono. Hal tersebut berarti kekuatan daerah pesisir
dihadapkan pada kekuatan daerah pedalaman.
Joko Tingkir meminta bantuan kepada
Ki Ageng Pamanahan untuk menentang Arya Penangsang yang sangat sakti. Berkat
supplay beras yang melimpah dan berkat pasukan tani yang dijiwai oleh dharma
bhakti kepada raja. pasukan Pengging berhasil menjatuhkan benteng Jipang. Aria
Penangsang sendiri dapat ditewaskan dalam suatu pertempuran oleh orang-orang Ki
Ageng Pamanahan. Dengan demikian Adiwijoyo keluar sebagai tokoh terkuat dan
sebagai pewaris takhta mertuanya.
Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya
memindahkan Pusat Pemerintahan Demak dipindahkan ke Pajang (tahun 1 568).
Sedangkan Demak diberikan kepada Aria Pangiri dengan jabatan bupati yang.
mengakui di bawah kekuasaan Pajang.
Dengan pemindahan ibukota ke Pajang berarti tamatlah riwayat Kesultanan
Demak dan berdiri Kesultanan Pajang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar