Kamis, 18 Oktober 2018

Bukti masuknya islam ke Indonesia

Learning Indonesian history for all people

Bukti masuknya islam ke Indonesia :

1.       Adanya batu nisan di Leran Gresik, yang merupakan makam Fatimah binti Maimun 1082 m
2.       Berita pedagang Arab beragama Islam berdagang di Sriwijaya abad ke 8
3.       Berita Marcopolo tentang Peurlak, Aceh yang penduduknya beragama Islam
4.       Makam Sultan  Al Malik Al Kamil berangka tahun  7 djumadil awal 607 H atau tahun 1210 M
5.       Berita Ibnu Batutah tentang adanya kerajaan Islam di Sumatera dengan Rajanya Zainul Abidin
6.       Kesultanan Samudra Pasai berdiri 1275 M
7.       Berita dari Utusan China , Ma Huan dan Ma Phin mengatakan [pada tahun  1416 m daerah Samudra, Tapanuli , Malaka dan Lamoli sudah memeluk Islam
8.       Adanya kompleks makam Islam di Tralaya, Trowulan, Majapahit 1369 ( sebelum Majapahit runtuh 1478 M )
9.       L Van Rijckvoorsel mengatakan orang Arab dating ke Sumatera pada tahun 750 m
Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah, di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya.
Berdasarkan pemaparan dan hasil riset dari sejumlah ahli sejarah di atas sekaligus menepis pendapat dari Snouck Hurgronje yang menyebutkan bahwa Islam masuk Nusantara (Indonesia-red) pada abad ke-14. Padahal Islam di Indonesia telah masuk saat Rasulullah SAW masih hidup, yakni di abad ke-7.
Teori Timur Tengah, atau tepatnya dari Arab, merupakan versi yang cenderung paling banyak diyakini terkait perkiraan masuknya ajaran Islam ke Nusantara. Beberapa ahli yang mendukung teori ini adalah J.C. van Leur, Anthony H. Johns, T.W. Arnold, dan Abdul Malik Karim Amrullah atauBuyaHamka.

Buya Hamka menolak anggapan bahwa Islam dibawa oleh pedagang dari Gujarat (India) sejak abad ke-13 Masehi. Sanggahan ini dikemukakan oleh tokoh asal Sumatera Barat itu dalam “Seminar Sejarah Masuknya Agama Islam ke Indonesia” di Medan pada 1963 (Yusran Rusydi, Buya Hamka:PribadidanMartabat, 2017).

Menurut Hamka, Islam sudah ada di Nusantara sejak abad ke-7 M atau tahun-tahun awal Hijriah, dibawa oleh bangsa Arab, khususnya dari Mekkah. Hamka, seperti dikutip dari A. Shihabuddin (2013:474) dalam Membongkar Kejumudan: Menjawab Tuduhan-Tuduhan Salafi Wahhabi, disebutkan bahwa Gujarat hanya sebagai tempat singgah bagi para pedagang Arab itu sebelum menuju ke Nusantara
Pendapat lain terkait masuknya Islam ke Nusantara adalah teori Cina. Diyakini bahwa Islam memasuki Indonesia bersama migrasi orang-orang Cina ke Asia Tenggara dan memasuki Palembang pada 879 atau abad 9 M. Slamet Muljana dan Sumanto Al Qurtuby adalah pendukung teori ini (Tsabit Azinar Ahmad, Sejarah Kontroversial di Indonesia, 2016).
Ajaran Islam sendiri berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M), dibawa oleh panglima muslim dari kekhalifahan di Madinah semasa era Khalifah Ustman bin Affan, yakni Saad bin Abi Waqqash. Jean A. Berlie (2004) dalam buku Islam in China menyebut relasi pertama antara orang-orang Islam dari Arab dengan bangsa Cina terjadi pada 713 M. 
Teori Maritim meyakini bahwa penyebaran Islam di Nusantara dimotori oleh orang lokal sendiri yang ulung dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Mereka berlayar ke negeri-negeri yang jauh, termasuk ke wilayah asal Islam atau negeri yang sudah menganut Islam, berinteraksi dengan orang-orang di sana, dan kembali ke tanah air dengan membawa ajaran Islam yang kemudian disebarkan.

Sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch, mempertegas argumen itu dengan menyebut bahwa para pelaut dan pedagang asli Nusantara bersinggungan langsung dengan para saudagar muslim, terutama yang datang dari Timur Tengah, khususnya Arab.

Mereka kemudian memperkenalkan Islam di jalur perniagaan yang disinggahi. Menurut Baloch, ini terjadi pada sekitar abad ke-7 M dan dimulai dari pesisir Aceh dan seterusnya hingga tersebar lebih luas (Akhmad Jenggis Prabowo, Kebangkitan Islam, 2011)

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...