Learning Indonesian history for all people
KerajaanMajapahit didirikan oleh Raden Wijaya yang merupakan keturunan Ken Arok – Ken Dedes. Raden Wijaya memberikan pondasi kuat dalam system
pemerintahan dan politik serta hokum kepenurusnya. Walau sempat digoyang beberapa pemberontakan,
Majapahit tetap bertahan dan bahkan berkembang menjadi kerajaan besar. Majapahit merupakan kerajaan terbesar , paling jaya. Wilayahnya paling luas, yang banyak memberi inspirasi dan membentuk karakter ke Indonesiaan melalui konsep Bhineka Tunggal Ika, walau berbeda-beda tetapi tetap satu bangsa. Sebuah konsep yang sangat cocok untuk Negara modern.
Majapahit beribukota di Trowulan. Awalnya se buah kampong di dekat Delta sungai Brantas. R. Wijaya ayahnya seorang Pangeran dari Kerajaan Sunda di Bogor, sementara ibunya cucu Mahisa Campaka atau anak Mahisa Wongateleng, Mahisa Campaka adalah anak dari Ken Arok – Ken Dedes. Fakta ini menunjukkan kekuasaan jatuh ke keturunan Ken Arok Ken Dedes, bukan Ken Dedes – Tunggul Ametung atau Ken Arok – Ken Umang.
Secara politik, ia pendukung politik mertuanya, menguasai Nusantara dan secara politik pula ia musuh dari Raja Kediri , Jayakatwang, yang membunuh mertuanya, Kertanegara dan musuh keluarga buyutnya, Ken Arok. Karena Jayakatwang keturunan atau masuk keluarga Kertajaya.
Kekuasaan menghinggapinya, ketika pasukan Mongol dating ke tanah Jawa untuk menghukum Kertanegara ( Mertuanya ), tetapi karena tentara Mongol tidak tahu, Kertanegara telah tewas dan yang berkuasa lawan politiknya, Jayakatwang, maka, R. Wijaya memanfaatkan kekuatan tentara Mongol untuk menghancurkan lawan politiknya, Jayakatwang, Raja Kediri. Jayakatwang tewas ditangan pasukan Mongol. Lawan politiknya telah hancur bersama kerajaannya. Maka, setelah berhasil iapun berbalik menyerang pasukan Mongol dan mengusir pasukan Mongol dari Tanah Jawa. Dan ketika semua lawan politiknya telah tiada, maka, iapun memaklumkan berdirinya kerajaan Majapahit tahun 1293 dengan wilayah Kediri, Singosari, dan Madura.
Setelah berkuasa menjadi Raja Majapahit, ia bukan hanya memberi perhargaan tinggi kepada orang-orang yang berjasa kepadanya, tetapi, membangun ekonomi rakyatnya. Ia memajukan sector pertanian dan juga memajukan perdagangan. Ia juga memperkuat angkatan perang Majapahit serta melakukan konsolidasi politik untuk membuat Majapahit menjadi kerajaan yang makmur dan tentram.
Sumber
sejarah Majapahit adalah :
1.
Prasasti Gunung butak
2.
Prasasti Kudadu
3.
Prasasti Gajahmada
4.
Kitab Negarakertagama
5.
Kitab Pararaton
6.
Kitab Sutasoma
7.
Kitab Kidung Sundayana
8.
Berita Tome pires
9.
Berita-berita dari China
Raja yang
membuat Majapahit menjadi kerajaan besar ini Hayam Wuruk yang memerintah sejak usia 16
tahun. Hayam wuruk muda, cerdas dan
berambisi besar menguasai kepulauan nusantara dan menguasai perdagangan
nusantara.
Sepeninggal,
R. Wijaya, Majapahit menghadapi goncangan politik yang parah. Keadaan ini terjadi karena anaknya,
Jayanegara, disamping masih muda, belum berpengalaman, sakit-sakitan dan kurang
control terhadap situasi politik yang terjadi, sehingga, banyak terjadi
konspirasi politik dikalangan elit Majapahit yang membuat mereka saling curiga
dan saling berebut kursi kekuasaan dan akhirnya menimbulkan pemberontakan.
Pemberontakan
pertama dilakukan Ranggalawe yang dimasa R. Wijaya, orang yang sangat membantu
mendirikan kerajaan Majapahit.
Pemberontakan kedua dilakukan Lembu Sora, ketiga dilakukan oleh Gajah
Demung dan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Rakuti.
Namun,
kecerdasan pengawal pribadinya, Gajah Mada, membuat pemberontakan dapat
dipadamkan. Tetapi, nyawa Jayanegara tetap
tak terselamatkan setelah dibunuh oleh Tabib Kerajaan, Panca, yang akhirnya
berhasil dibunuh oleh Gajahmada.
Tewasnya
Jayanegara, membuat kekuasaan jatuh keanak dari istri keempat R. Wijaya ,
Gayatri, sekaligus anak bibinya, Tribuwana Tunggadewi. Namun karena Gayatri meninggal dunia,
Tribuwana Tungga Dewi mengundurkan diri dari posisi Ratu Majapahit dan
digantikan anaknya yang baru berusia 16 tahun Hayam Wuruk.
Ia
didampingi Patih Gajah Mada, yang berusia dewasa, berfikir dewasa, berpengalaman
menangani krisis, pemberani, ahli
politik yang memiliki visi dan ambisi
besar menguasai nusantara , bahkan ia bersumpah tak akan makan rempah-rempah
sebelum menyatukan nusantara, melalui sumpah palapanya .
KerajaanMajapahit dibawah dua orang yang memiliki visi , ambisi besar dan keberanian
besar cepat tumbuh menjadi kerajaan besar.
Dengan pasukan kuat, terlatih , sangat disiplin dan berjumlah besar
didarat maupun dilaut maka satu persatu pulau dan kerajaan-kerajaan di
Nusantara jatuh kedalam kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pulau Bali dikuasai tahun 1334, Sriwijaya saingan utama ditaklukan 1337,
Singapore dan Dempo dikuasai tanpa perlawanan, kemudian wilayah Melayu hingga
ke Perlak Aceh dikuasai. Dari nusantara tenggara, Maluku, Sulawesi hingga papua
dikuasai . Seluruh Jawa hampir dikuasai, hanya wilayah Pasundan, Jawa barat
yang tak dikuasai.
Upaya
penaklukan Kerajaan Sunda secara militer dilakukan dua kali tetapi selalu
gagal. Entah karena pasukan yang dikirim
kurang kuat, atau karena, secara historis, ada darah Pasundan dalam darah Hayam
Wuruk, karena ia sendiri keturunan R. Wijaya dan R. Wijaya ayahnya seorang
pangeran dari kerajaan Sunda. Karena itu, gagal secara militer, maka Gajah Mada
menggunakan taktik diplomasi.
Hayam
Wuruk adalah Raja besar berusia muda tetapi belum memiliki istri. Sementara, Raja Pajajaran dari Kerajaan Sunda
memiliki putri yang cantik, karena itu, kalau disandingkan akan menjadi suami
istri yang hebat. Disisi lain, menguasai
putrinya berarti tahta kerajaan Pajajaran tinggal menunggu waktu untuk dikuasai
Majapahit. Karena itu, Majapahit
mengirim utusan untuk melamar putri Dyah Pitaloka anak Raja Pajajaran Sri
Baduga . Lamaran diterima. Pernikahan disepakati dilakukan diistana
Majapahit.
Namun,
ketika rombongan pengantin dating ditanah bubat, mereka menunggu dijemput Raja
Hayam wuruk. Yang dating ke lapangan bubat bukan rombongan penerima pengantin
melainkan pasukan bersenjata lengkap dibawah pimpinan Gajah Mada, yang meminta
agar putrid Dyah Pitaloka diserahkan sebagai tanda tunduknya Kerajaan Pajajaran
kepada Majapahit. Raja Pajajaran Sri
Baduga menolak karena diluar dari kesepakatan pembicaraan, mereka bersepakat
tentang perkawinan bukan harus menyerah kalah dan tunduk kepada Majapahit. Ketidaksepakatan ini membuat kedua pihak
emosi tinggi sehingga terjadilah pertempuran yang tidak seimbang. Seluruh
rombongan pengantin Pajajaran, termasuk Raja Sri Baduga tewas, bahkan putri
cantik Dyah Pitaloka bunuh diri menjaga kehormatan Kerajaan Pajajaran.
Peristiwa
bubat ini menandai hubungan buruk Hayam Wuruk dengan Gajah Mada. Hayam Wuruk tidak setuju dengan cara yang
ditempuh Gajah Mada, walau untuk kebesaran Majapahit. Karena yang dihadapi dan
dihabisi Gajah Mada adalah rombongan pengantin, bukan pasukan yang disiapkan
untuk perang. Disisi lain, tampaknya
Hayam Wuruk merasa rombongan dari Pajajaran adalah kerabat jauhnya. Dan tentu saja ia kecewa karena gagal
mengawini gadis cantik yang sebelumnya menjadi pembicaraan hangat diistana
Majapahit.
Hubungan
buruk dengan Hayam Wuruk membuat Gajah Mada mundur pelan-pelan dari
kekuasaannya hingga ia meninggal tahun 1364.
Gajah Mada digantikan Gajah Mungkuri sebagai pelaksana pemerintahan.
Hayam Wuruk sendiri wafat tahun 1389.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar