Senin, 27 Februari 2017

Sejarah Indonesia : Kerajaan Majapahit

Learning Indonesian history for all people
KerajaanMajapahit didirikan oleh Raden Wijaya yang merupakan keturunan Ken Arok – Ken Dedes.  Raden Wijaya memberikan pondasi kuat dalam system pemerintahan dan politik serta hokum kepenurusnya.  Walau sempat digoyang beberapa pemberontakan, Majapahit tetap bertahan dan bahkan berkembang menjadi kerajaan besar.Majapahit merupakan kerajaan terbesar , paling jaya. Wilayahnya paling luas, yang banyak memberi inspirasi dan membentuk karakter ke Indonesiaan melalui konsep Bhineka Tunggal Ika, walau berbeda-beda tetapi tetap satu bangsa. Sebuah konsep yang sangat cocok untuk Negara modern.
Majapahit beribukota di Trowulan.  Awalnya se buah kampong di dekat Delta sungai Brantas.   R. Wijaya ayahnya seorang Pangeran dari Kerajaan Sunda di Bogor, sementara ibunya cucu Mahisa Campaka atau anak Mahisa Wongateleng,  Mahisa Campaka adalah anak dari Ken Arok – Ken Dedes.  Fakta ini menunjukkan kekuasaan jatuh ke keturunan Ken Arok Ken Dedes, bukan Ken Dedes – Tunggul Ametung atau Ken Arok – Ken Umang.
Secara politik, ia pendukung politik mertuanya, menguasai Nusantara dan secara politik pula ia musuh dari Raja Kediri , Jayakatwang, yang membunuh mertuanya, Kertanegara dan musuh keluarga buyutnya, Ken Arok.  Karena Jayakatwang keturunan atau masuk keluarga Kertajaya.
Kekuasaan menghinggapinya, ketika pasukan Mongol dating ke tanah Jawa untuk menghukum Kertanegara ( Mertuanya ), tetapi karena tentara Mongol tidak tahu, Kertanegara telah tewas dan yang berkuasa lawan politiknya, Jayakatwang, maka, R. Wijaya memanfaatkan kekuatan tentara Mongol untuk menghancurkan lawan politiknya, Jayakatwang, Raja Kediri.  Jayakatwang tewas ditangan pasukan Mongol.  Lawan politiknya telah hancur bersama kerajaannya.  Maka, setelah berhasil iapun berbalik menyerang pasukan Mongol dan mengusir pasukan Mongol dari Tanah Jawa. Dan ketika semua lawan politiknya telah tiada, maka, iapun memaklumkan berdirinya kerajaan Majapahit tahun 1293 dengan wilayah Kediri, Singosari, dan Madura.

Setelah berkuasa menjadi Raja Majapahit, ia bukan hanya memberi perhargaan tinggi kepada orang-orang yang berjasa kepadanya, tetapi, membangun ekonomi rakyatnya.  Ia memajukan sector pertanian dan juga memajukan perdagangan.  Ia juga memperkuat angkatan perang Majapahit serta melakukan konsolidasi politik untuk membuat Majapahit menjadi kerajaan yang makmur dan tentram.

Sumber sejarah Majapahit adalah :
1.        Prasasti Gunung butak
2.        Prasasti Kudadu
3.        Prasasti Gajahmada
4.        Kitab Negarakertagama
5.        Kitab Pararaton
6.        Kitab Sutasoma
7.        Kitab Kidung Sundayana
8.        Berita Tome pires
9.        Berita-berita dari China

Raja yang membuat Majapahit menjadi kerajaan besar ini  Hayam Wuruk yang memerintah sejak usia 16 tahun.  Hayam wuruk muda, cerdas dan berambisi besar menguasai kepulauan nusantara dan menguasai perdagangan nusantara. 
Sepeninggal, R. Wijaya, Majapahit menghadapi goncangan politik yang parah.  Keadaan ini terjadi karena anaknya, Jayanegara, disamping masih muda, belum berpengalaman, sakit-sakitan dan kurang control terhadap situasi politik yang terjadi, sehingga, banyak terjadi konspirasi politik dikalangan elit Majapahit yang membuat mereka saling curiga dan saling berebut kursi kekuasaan dan akhirnya menimbulkan pemberontakan. 
Pemberontakan pertama dilakukan Ranggalawe yang dimasa R. Wijaya, orang yang sangat membantu mendirikan kerajaan Majapahit.  Pemberontakan kedua dilakukan Lembu Sora, ketiga dilakukan oleh Gajah Demung dan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Rakuti. 
Namun, kecerdasan pengawal pribadinya, Gajah Mada, membuat pemberontakan dapat dipadamkan.  Tetapi, nyawa Jayanegara tetap tak terselamatkan setelah dibunuh oleh Tabib Kerajaan, Panca, yang akhirnya berhasil dibunuh oleh Gajahmada.
Tewasnya Jayanegara, membuat kekuasaan jatuh keanak dari istri keempat R. Wijaya , Gayatri, sekaligus anak bibinya, Tribuwana Tunggadewi.  Namun karena Gayatri meninggal dunia, Tribuwana Tungga Dewi mengundurkan diri dari posisi Ratu Majapahit dan digantikan anaknya yang baru berusia 16 tahun Hayam Wuruk.
Ia didampingi Patih Gajah Mada, yang berusia dewasa, berfikir dewasa, berpengalaman menangani krisis,  pemberani, ahli politik yang memiliki visi dan  ambisi besar menguasai nusantara , bahkan ia bersumpah tak akan makan rempah-rempah sebelum menyatukan nusantara, melalui sumpah palapanya .
KerajaanMajapahit dibawah dua orang yang memiliki visi , ambisi besar dan keberanian besar cepat tumbuh menjadi kerajaan besar.  Dengan pasukan kuat, terlatih , sangat disiplin dan berjumlah besar didarat maupun dilaut maka satu persatu pulau dan kerajaan-kerajaan di Nusantara jatuh kedalam kekuasaan Kerajaan Majapahit.  Pulau Bali dikuasai tahun 1334,  Sriwijaya saingan utama ditaklukan 1337, Singapore dan Dempo dikuasai tanpa perlawanan, kemudian wilayah Melayu hingga ke Perlak Aceh dikuasai. Dari nusantara tenggara, Maluku, Sulawesi hingga papua dikuasai . Seluruh Jawa hampir dikuasai, hanya wilayah Pasundan, Jawa barat yang tak dikuasai.
Upaya penaklukan Kerajaan Sunda secara militer dilakukan dua kali tetapi selalu gagal.  Entah karena pasukan yang dikirim kurang kuat, atau karena, secara historis, ada darah Pasundan dalam darah Hayam Wuruk, karena ia sendiri keturunan R. Wijaya dan R. Wijaya ayahnya seorang pangeran dari kerajaan Sunda. Karena itu, gagal secara militer, maka Gajah Mada menggunakan taktik diplomasi.
Hayam Wuruk adalah Raja besar berusia muda tetapi belum memiliki istri.  Sementara, Raja Pajajaran dari Kerajaan Sunda memiliki putri yang cantik, karena itu, kalau disandingkan akan menjadi suami istri yang hebat.  Disisi lain, menguasai putrinya berarti tahta kerajaan Pajajaran tinggal menunggu waktu untuk dikuasai Majapahit.  Karena itu, Majapahit mengirim utusan untuk melamar putri Dyah Pitaloka anak Raja Pajajaran Sri Baduga .  Lamaran diterima.  Pernikahan disepakati dilakukan diistana Majapahit.
Namun, ketika rombongan pengantin dating ditanah bubat, mereka menunggu dijemput Raja Hayam wuruk. Yang dating ke lapangan bubat bukan rombongan penerima pengantin melainkan pasukan bersenjata lengkap dibawah pimpinan Gajah Mada, yang meminta agar putrid Dyah Pitaloka diserahkan sebagai tanda tunduknya Kerajaan Pajajaran kepada Majapahit.  Raja Pajajaran Sri Baduga menolak karena diluar dari kesepakatan pembicaraan, mereka bersepakat tentang perkawinan bukan harus menyerah kalah dan tunduk kepada Majapahit.  Ketidaksepakatan ini membuat kedua pihak emosi tinggi sehingga terjadilah pertempuran yang tidak seimbang. Seluruh rombongan pengantin Pajajaran, termasuk Raja Sri Baduga tewas, bahkan putri cantik Dyah Pitaloka bunuh diri menjaga kehormatan Kerajaan Pajajaran.
Peristiwa bubat ini menandai hubungan buruk Hayam Wuruk dengan Gajah Mada.  Hayam Wuruk tidak setuju dengan cara yang ditempuh Gajah Mada, walau untuk kebesaran Majapahit. Karena yang dihadapi dan dihabisi Gajah Mada adalah rombongan pengantin, bukan pasukan yang disiapkan untuk perang.  Disisi lain, tampaknya Hayam Wuruk merasa rombongan dari Pajajaran adalah kerabat jauhnya.  Dan tentu saja ia kecewa karena gagal mengawini gadis cantik yang sebelumnya menjadi pembicaraan hangat diistana Majapahit.
Hubungan buruk dengan Hayam Wuruk membuat Gajah Mada mundur pelan-pelan dari kekuasaannya hingga ia meninggal tahun 1364.  Gajah Mada digantikan Gajah Mungkuri sebagai pelaksana pemerintahan. Hayam Wuruk sendiri wafat tahun 1389.

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...