Learning Indonesian history for all people
Sebelum abad ke 4 masehi, bangsa Indonesia belum mengenal hurup dan tulisan. Mereka berkomunikasi secara lisan. Mereka mewariskan masa lalu dan masa kininya melalui cerita lisan, melalui dongeng, melalui cerita-cerita legenda, melalui adat tradisi.
Sebelum abad ke 4 masehi, bangsa Indonesia belum mengenal hurup dan tulisan. Mereka berkomunikasi secara lisan. Mereka mewariskan masa lalu dan masa kininya melalui cerita lisan, melalui dongeng, melalui cerita-cerita legenda, melalui adat tradisi.
Masuknya agama Hindu dan
Budha dari India mengenalkan hurup pallawa dan bahasa Sangsekerta. Sehingga , orang Indonesia sejak abad ke 4
mulai bisa membaca dan menulis hurup Pallawa dan bahasa Sangsekerta, terbukti
dengan ditemukannya Yupa di kerajaan Kutai pada tahun 400 masehi atau prasasti
di kerajaan Tarumanegara seperti pada prasasti :
1.
Ciareuteun
2.
Kebon
kopi
3.
Jambu
4.
Pasir
awi
5.
Tugu
6.
Muara
Cianten
7.
Cidanghiang
Kemampuan menulis dan
membaca dengan hurp Pallawa dan bahasa Sangsekerta, mendorong orang Indonesia
mengembangkan kesusastraan seperti yang ditemukan di Bali ditemukan karya
sastra yang ditulis pada daun lontar dan dapat menceritakan kejadian dimasanya seperti
yang ada pada zaman Mataram, pada masa Mataram kuno cerita Ramayana ( Ramayana
Kakawin yang diperkirakan disusun pertengan abad IX atau awal abad X masehi
atau semasa pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung) dan Mahabarata disadur
kedalam Jawa Kuno, Sriwijaya, Kediri.
Pada zaman Kerajaan Kahuripan pada masa Raja
Airlangga berkuasa dikarang karya sastra Arjuna Wiwaha oleh Mpu Kanwa
dalam bahasa Jawa Kuno pada tahun 1028 masehi, kemudian kitab sastra Kresnayana
oleh Mpu Triguna.
Dizaman kerajaan Kediri,
pada zaman Raja Jayabaya Pu Sedah dan Mpu Panuluh menggubah kitab Mahabarata.
Mpu Panuluh juga menggubah kitab Hariwangsa dan kitab Gatotgacasraya. Pada masa
pemerintahan Kameswara, Mpu Darmaja mengubah kitab Smaradahana.
Di zaman Majapahit dibuat
kitab Negarakertagama, Sutasoma, Arjunawijaya, Kutaramanawa, Pararaton,
Sundayana, Carita Parahyangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar