Learning history for all people
Sejarah Kerajaan Medang Kamulan
Persaingan politik antara Dinasti Sanjaya dengan keluarga
Dinasti Syailendra terus berlangsung.
Dukungan kuat dari Kerajaan Sriwijaya terhadap keluarga Syailendra di Jawa
Tengah di dalam Kerajaan Mataram membuat pengaruh politik keturunan Sanjaya
terus terkikis.
Raja ke 9 dari Dinasti Sanjaya, Sri Maharaja Rakai Watukura
Dyah Balitung Dharmodya Mahasembu, mampu mempertahankan kekuasaan dan bahkan
memperluas wilayah kerajaannya hingga ke Bali.
Namun, penerusnya, Daksa (910 – 919 ), hanya berusaha
mempertahankan yang diwariskan Dyah Balitung, tetapi penggantinya, Raja
Thulodong mulai mengalihkan pemerintahan kea rah Jawa Timur. Perpindahan kerajaan kedaerah Jawa Timur akhirnya
terjadi pada zaman Raja Wawa .
Ada beberapa alasan penyebab terjadinya perpindahan kerajaan
ini, diantaranya :
1.
Ancaman
Sriwijaya sangat kuat, apalagi, keluarga Syailendra sangat berpengaruh
disebagian wilayah Kerajaan
Mataram. Sangat berat bila pemerintahan
terus diintai saingan politik yang selalu mengincar kekuasaan.
2.
Sering
terjadinya Gunung Merapi meletus, gempa, membuat kehidupan yang tentram , aman,
nyaman menjadi sangat terganggu.
3.
Letak
ibukota Mataram Kuta gedhe sangat jauh dipedalaman, sulit mengembangkan ekonomi
perdagangan yang waktu itu mengandalkan perdagangan maritime lintas pulau dan
antar benua.
4.
Di
daerah Jawa Timur mengalir dua sungai besar, yaitu, sungai Brantas dan Bengawan
Solo. Sungainya dalam, cocok untuk
perahu ukuran besar yang muat beberapa ton hasil panen dari daerah pedalaman,
untuk dijual keluar pulau atau kepedagang asing ( Arab, China dan India atau
Persia ).
5.
Daerah
Jawa Timur memiliki dataran rendah yang luas dan cocok untuk pertanian,
perkebunan dan peternakan, yang bila dikelola dengan baik, lebih menjamin
kesejahteraan penduduk Kerajaan Medang Kamulan.
Raja Wawa meninggalkan diganti oleh
Mpu Sindok. Dibawah kepemimpinan Mpu
Sindok, kerajaan Mataram baru atau kerajaan Medang Kamulan tumbuh menjadi
kerajaan yang kuat secara ekonomi dan stabil secara politik. Mpu Sindok digantikan anaknya Sri Isyana
Tunggawijaya yang nanti menikah dengan Pangeran Lokapala dari Bali. Perkawinan Isyana dengan Lokapala melahirkan
anak bernama Makutawangsawardhana.
Masa pemerintahan Sri Isyana
Tunggawijaya dan
Makutawangsawardhana membawa
kerajaan Medang Kamulan lebih makmur, aman, lebih tentram dan lebih kuat secara
ekonomi.
Penerus Makutawangsawardhana adalah
anaknya yaitu Dharmawangsa Teguh Ananta Wikramatunggadewa ( 990 – 992 ). Kemakmuran yang diraih jauh sebelum
Darmawangsa lahir menumbuhkan pola piker maju dari Darmawangsa. Ia ingin Kerajaan Medang Kamulan menguasai
perdagangan nusantara, perdagangan lintas pulau. Namun, ambisinya terhalang oleh masih kuatnya
kerajaan Sriwijaya. Karena itu ia
mengirimkan pasukan ekspedisi Melayu. Pasukan ini berhasil menguasai
perdagangan lintas pulau dan berhasil menguasai daerah Lampung dan Jambi.
Namun, serangan oleh pasukan Kerajaan MedangKamulan dibalas dengan cara Srijaya mengajak kerajaan Wurawari yang ada di
Tegal untuk meruntuhkan kerajaan Medang Kamulan.
Bantuan kerajaan Wurawari dan
dukungan politik dari keluarga Syailendra yang ada di Jawa Tengah membuat
pasukan Sriwijaya dapat masuk dan merebut bahkan membunuh Raja Kerajaan Medang Kamulan Dharmawangsa
diistananya. Dalam tragedy ini, hanya
Anak Perempuan Darmawangsa yang kawin dengan Pangeran dari Bali, Airlangga dan
pengawal pribadi Airlangga yang berhasil lolos dan lari kehutan. Kerajaan Medang Kamulanpun hancur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar