Learning history for all people
Perkara provinsi Aceh itu kita ukur dengan
Undang-undang. Kami di Jakarta
mempersiapkan Undang-undang.
Undang-undang sudah siap kita bawa ke Parlemen. Parelemen, jangan mendadak begitu saja. Kami sudah putuskan begitu. Itu memang begitu. Tetapi mempesiapkan itu ada waktu. Parlemen juga ada waktu. Jadi mereka itu gak tegar. Ndak sabar
menunggu keputusan itu.
Sekarang, jadi biarlah itu kita bicarakan, musyawarahkan,
dengan, terhadap Daud Beureuh, tetapi kita, ini orang yang dating, katanya
mereka itu sudah puas, bahwa kehendak dari pemerintah itu bukan menolak, tetapi
menunggu prosedur. Malamnya diadakan
pertemuan resmi. Daud Beureuh yang lain
juga hadir. Tetapi kebanyakan sudah
bicara dengan saya lebih dahulu, jadi dia sudah punya pendirian. Sedikit kita bicara. Daud Beureuh ini saya sudah janjikan, kami
ini tidak lagi bagian republic atau kami jadi Negara bagian atau tidak begitu,
kasarnya begitu. Tetapi pokoknya
begitu-begitu. Lantas saya ulangi
argumentasi yang pagi-pagi itu, tetapi beliau ndak terima. Baiklah kita stop pembicaraan ini. Orang
pulang. Orang tahu bahwa antara saya dengan Daud Beureuh sudah tidak ada
persetujuan. Tetapi saya tidak berbantah
lagi.
Pagi-pagi sarapan.
Pemimpin-pemimpin yang utama dengan Daud Beureuh. Sarapan di Hotel. Saya
lantas, saya katakan, hei Daud, kita berayah kandung, saya nanti pulang. Sore
mau pulang. Jadi sudah diatur supaya
plan saya bawa dan siapkan untuk pulang.
Kenapa pulang, Tanya Daud Beureuh.
Kita kan sudah selesai kita berbicara. Saya membawa usul, dan hasil ndak
diterima. Hari ini saya akan kembalikan
mandate saya di Jakarta lagi. Saya
mengembalikan, bukan melaporkan, mandate saya sebagai Perdana Mentri kepada
pemerintah. Pilihlah yang lain. Kenapa
kau begitu ? ya selama saya jadi Perdana Mentri dan merangkap Menhankam, itu
dua, saya ndak berhasil untuk dating kesini untuk menyelesaikan persoalan. Itu bagi saya, sudah tandanya saya tidak
mampu lagi untuk menjadi Perdana Mentri atau menjadi Menhankam, jadi saya sudah
harus serahkan kepada orang lain.
Bersambung…………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar