Kamis, 29 Oktober 2015

Wawancara dengan M. Natsir

Learning history for all people

Perkara provinsi Aceh itu kita ukur dengan Undang-undang.  Kami di Jakarta mempersiapkan Undang-undang.  Undang-undang sudah siap kita bawa ke Parlemen.  Parelemen, jangan mendadak begitu saja.  Kami sudah putuskan begitu.  Itu memang begitu.   Tetapi mempesiapkan itu ada waktu.  Parlemen juga ada waktu.  Jadi mereka itu gak tegar. Ndak sabar menunggu keputusan itu.
Sekarang, jadi biarlah itu kita bicarakan, musyawarahkan, dengan, terhadap Daud Beureuh, tetapi kita, ini orang yang dating, katanya mereka itu sudah puas, bahwa kehendak dari pemerintah itu bukan menolak, tetapi menunggu prosedur.  Malamnya diadakan pertemuan resmi.  Daud Beureuh yang lain juga hadir.  Tetapi kebanyakan sudah bicara dengan saya lebih dahulu, jadi dia sudah punya pendirian.  Sedikit kita bicara.  Daud Beureuh ini saya sudah janjikan, kami ini tidak lagi bagian republic atau kami jadi Negara bagian atau tidak begitu, kasarnya begitu.  Tetapi pokoknya begitu-begitu.  Lantas saya ulangi argumentasi yang pagi-pagi itu, tetapi beliau ndak terima.  Baiklah kita stop pembicaraan ini. Orang pulang. Orang tahu bahwa antara saya dengan Daud Beureuh sudah tidak ada persetujuan.  Tetapi saya tidak berbantah lagi.
Pagi-pagi sarapan.  Pemimpin-pemimpin yang utama dengan Daud Beureuh. Sarapan di Hotel. Saya lantas, saya katakan, hei Daud, kita berayah kandung, saya nanti pulang. Sore mau pulang.  Jadi sudah diatur supaya plan saya bawa dan siapkan untuk pulang.  Kenapa pulang, Tanya Daud Beureuh.  Kita kan sudah selesai kita berbicara. Saya membawa usul, dan hasil ndak diterima.  Hari ini saya akan kembalikan mandate saya di Jakarta lagi.  Saya mengembalikan, bukan melaporkan, mandate saya sebagai Perdana Mentri kepada pemerintah.  Pilihlah yang lain. Kenapa kau begitu ? ya selama saya jadi Perdana Mentri dan merangkap Menhankam, itu dua, saya ndak berhasil untuk dating kesini untuk menyelesaikan persoalan.  Itu bagi saya, sudah tandanya saya tidak mampu lagi untuk menjadi Perdana Mentri atau menjadi Menhankam, jadi saya sudah harus serahkan kepada orang lain.

Bersambung…………………

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...