Minggu, 11 Oktober 2015

Ahmad Lussy: pejuang Islam Maluku

Learning history for allAhmad Lussy atau Mat Lussy atau sering dipanggil Kapiten Pattimura merupakan seorang Islam yang taat terhadap ajaran Islam, bahkan tergolong seorang ulama dan pejuang anti penindasan yang dilakukan pemerintah colonial Belanda. Ia lahir 8 Juni 1783 di Hualoy, Seram Selatan, Maluku. Ia bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang dipimpin Sultan Abdurrahman atau sultan Kazim. pindah. Perlawanan yang dilakukan ulama bernama Ahmad Lussy terhadap pemerintah colonial Belanda didasarkan sikap Belanda yang mengenakan monopoli perdagangan, penerapan pajak tinggi, pelayaran Hongi terhadap para pedagang Maluku, kewajiban menyerahkan ikan asin, dendeng dan kopi serta misi penyebaran agama Kristen yang didukung pemerintah colonial Belanda. Pemerintah Kerajaan Belanda hancur oleh pasukan Napoleon Bonaparte. Negeri Belanda diduduki Perancis. Tanah jajahan Kerajaan Belanda, Nusantara juga diambil alih Perancis dengan mengirim Gubernur Jendral Herman William Daendels. Walau kemudian direbut oleh Inggris, tetapi Inggris melalui Gubernur Jendral Raffles dapat menikmati kekayaan Indonesia. Traktat London yang mengharuskan Inggris menyerahkan Nusantara Kepada Belanda membuat pemerintahan colonial Belanda berkuasa lagi di Indonesia. Gubernur Jendral Van Den Bosch dan para penggantinya harus menata wilayah jajahan, mencari dana sebesar-besarnya dengan berbagai cara, baik untuk dikirim ke Kerajaan Belanda yang butuh dana untuk pembangunan juga untuk membayar hutang dan menggaji para pegawai pemerintah colonial Belanda dan biaya perang untuk menghadapi perlawanan rakyat Indonesia. Karena itu, cara-cara keras dilakukan Belanda untuk mencapai tujuan politik dan ekonominya, termasuk didaerah Maluku. Kerajaan-kerajaan Islam dan Umat Islam Maluku sangat menentang penjajahan dan ketidakadilan yang dilakukan pendatang Eropa, Belanda. Bekerjasama dengan Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Raja-Raja Bali, Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi, Jawa, Patimmura atau Ahmad Lessy mengerahkan semua kekuatan untuk menentang invasi pasukan Kristiani Belanda. Kekuatan Besar rakyat Maluku dihadapi Belanda dengan mengerahkan armada besar dan pasukan besar dari berwajah Bule Belanda maupun pasukan Belanda item, kaum tentara bayaran pribumi dan mereka dipersenjatai dengan senjata lebih modern. Karena itu, walau pasukan Maluku diawal mengalami kemenangan, tetapi pengalaman perang di Eropa, persenjataan lebih modern, kemampuan dana besar untuk menyewa tentara bayaran, membuat pemerintah colonial Belanda berhasil mendesak pasukan rakyat Maluku dan pasukan sukarela nusantara dan Kapiten Ahmad Lussy pun berhasil ditangkap di daerah Siri Sori. Pada tanggal 16 Desember 1817, Kapiten Ahmad Lussy tewas ditiang gantung tentara colonial Belanda karena dianggap bersalah memimpin rakyat Maluku menentang tindakan dan kebijakan politik dan ekonomi pemerintah colonial Belanda. Sumber : 1. Salman Iskandar. 55 Tokoh Muslim Indonesia paling berpengaruh. Solo: Tinta Medina, 2011.

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...