Learning history for senior high schools
Nasionalisme bangsa China
Perang antar dinasti diwilayah China telah melemahkan kekuasaan bangsa China. Ketika bangsa Mongol dibawah Jengis Khan menyerbu wilayah China, banyak dinasti di China tak berdaya dan terpaksa menerima kekuasaan bangsa Mongol.
Bangsa mongol Berjaya di daratan China hingga tahun 1839. Setelah era ini, dinasti Mongol mengalami kemunduran, sementara bangsa China mulai membangun dan kesadaran sebagai sebuah bangsa. Bangsa China mulai melihat Dinasti Manchu yang berkuasa sebagai orang asing berkulit kuning. Mereka adalah penjajah seperti bangsa kulit putih yang mulai merajalela didaratan China.
Rasa tidak suka terhadap Dinasti menguat ketika terjadi perang candu dimana tentara dinasti Manchu mengalami kekalahan dari pasukan Inggris, yang membela perilaku tak mau bayar pajak ke pemerintah China, padahal memasukkan candu yang merusak bangsa dan mental bangsa China. Nasionalisme bangsa China kian menguat ketika isi perjanjian Nanking yang mengakhiri perang Candu antara Inggris dengan Dinasti Manchu , sangat merugikan bangsa China, yaitu : 1. China menyerahkan hongkong ke Inggris 2. China mengganti kerugian perang 6 juta dollar kepada Inggris 3. Lima kota pelabuhan yaitu Canton, Amoy, Foochow, Ningfo, Shangkai terbuka untuk perdagangan asing Dinasti Manchu, hidup dari hasil menjajah bangsa China. Dinasti Manchu hidup dari pajak bangsa China yang dijajahnya. Karena itu, kalau dinasti Manchu, harus membayar rampasan perang kepada Inggris, berarti yang membayar bangsa China, berarti bangsa China yang dirugikan. Inilah yang membuat bangsa China marah kepada dinasti Manchu juga marah kepada bangsa Inggris. Inilah dasar bangkitnya nasionalisme bangsa China. Bentuk nasionalisme bangsa China diwujudkan kedalam pemberontakan Taiping, yang dipimpin Hung Hsiu Chuan. Pemberontakan ini untuk menghancurkan kekuasaan Dinasti Manchu. Tetapi pemberontakan ini dapat dipadamkan dinasti Manchu.
Rasa tidak suka terhadap Dinasti menguat ketika terjadi perang candu dimana tentara dinasti Manchu mengalami kekalahan dari pasukan Inggris, yang membela perilaku tak mau bayar pajak ke pemerintah China, padahal memasukkan candu yang merusak bangsa dan mental bangsa China. Nasionalisme bangsa China kian menguat ketika isi perjanjian Nanking yang mengakhiri perang Candu antara Inggris dengan Dinasti Manchu , sangat merugikan bangsa China, yaitu : 1. China menyerahkan hongkong ke Inggris 2. China mengganti kerugian perang 6 juta dollar kepada Inggris 3. Lima kota pelabuhan yaitu Canton, Amoy, Foochow, Ningfo, Shangkai terbuka untuk perdagangan asing Dinasti Manchu, hidup dari hasil menjajah bangsa China. Dinasti Manchu hidup dari pajak bangsa China yang dijajahnya. Karena itu, kalau dinasti Manchu, harus membayar rampasan perang kepada Inggris, berarti yang membayar bangsa China, berarti bangsa China yang dirugikan. Inilah yang membuat bangsa China marah kepada dinasti Manchu juga marah kepada bangsa Inggris. Inilah dasar bangkitnya nasionalisme bangsa China. Bentuk nasionalisme bangsa China diwujudkan kedalam pemberontakan Taiping, yang dipimpin Hung Hsiu Chuan. Pemberontakan ini untuk menghancurkan kekuasaan Dinasti Manchu. Tetapi pemberontakan ini dapat dipadamkan dinasti Manchu.
Bentuk nasionalisme bangsa China makin kuat didorong oleh kekalahan dan kerugian China atas Jepang dalam perjanjian Shimonosaki, dimana China dipaksa :
1. Mengakui kemerdekaan Korea
2. Kepulauan Pescadores dan Taiwan diserahkan ke Jepang
3. China membayar ganti rugi perang 200 juta tael
Bentuk nasionalisme bangsa China berikutnya terjadi di dorong oleh kekalahan bangsa China dalam perang Boxer, dari bangsa barat. Pemberontakan ini bertujuan untuk mengusir bangsa barat yang sudah sangat merajalela dan menghina bangsa China.
Bentuk nasionalisme bangsa China juga disebabkan oleh :
1. Bobroknya kekuasaan dinasti Manchu
2. Pemerintahan dinasti Manchu sangat kolot, sementara bangsa barat dan Jepang telah memiliki pemerintahan modern
3. Munculnya kaum intelektual China dengan berbagai gagasan nasionalismenya
4. Adanya Dr. Sun Yat Sen dengan gagasan San Min Chu ( Nasionalisme, demokrasi, sosialisme ).
Nasionalisme bangsa China yang disebarkan dan dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen , memungkinkan makin kuatnya keinginan bangsa China untuk merdeka. Ketika terjadi pemberontakan Wuchang yang dipimpin Li Yuan Hung dan didukung oleh kaum nasionalis China, berhasil meruntuhkan dinasti Manchu. Tetapi, wilayahnya adalah wilayah China selatan dengan ibu kota Nanking, sementara, China Utara, dibawah kekuasaan Kaisar Pu Yi yang masih kecil dan dipengaruhi oleh Jendral Yuan Shih Kai.
Terbelahnya Negara China, membuat Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri jadi presiden China dan menyerahkannya ke Yuan Shih Kai, agar China menjadi satu Negara dan menghindari perang saudara. Sementara, Dr. Sun Yat Sen pindah ke Canton dan mendirikan partai Nasionalis China atau Kuomintang.pindah.
Jendral Yuan Shih Kai memerintah China dengan gaya pemerintahan diktatoris. Sehingga, tidak membawa kemajuan kepada bangsa dan Negara China dan justru menimbulkan sikap oposisi dari bangsa China sendiri.
Ketika , Yuan Shih Kai meninggal, Sun Yat Sen maju kembali menjadi Presiden China. Tetapi, diwilayah China Utara yang berbatasan dengan Uni Sovyet, faham komunis menyebar kuat kemasyarakat petani. Partai Komunis China atau partai Kun Chang Tang ini dipimpin Mao Tse Tung.
Dalam situasi pertentangan menguat antara partai Kuomintang dengan partai Kun Chang Tang, Dr. Sun Yat Sen meninggal dan digantikan oleh pengikut setianya, Jendral Chiang Kai Sek. Chiang Kai Sek anti komunis dan Mao Tse Tung anti kaum nasionalis China, kedua partai memiliki pasukan bersenjata, sehingga terjadi perang saudara, yang dengan strategi desa mengepung kota, akhirnya Mao Tse Tung berhasil memenangkan partau Kun Chang Tang untuk memperintah China dan pengikut partai Kuo Min Tang yang dipimpin Jend Chiang Kai Sek pindah ke Taiwan dan tetap mempertahankan Negara Republik China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar