Rabu, 25 November 2015

Sejarah Kerajaan Medang Kamulan

Learning history for all people
Persaingan politik antara Dinasti Sanjaya dengan keluarga Dinasti Syailendra terus berlangsung.  Dukungan kuat dari Kerajaan Sriwijaya terhadap keluarga Syailendra di Jawa Tengah di dalam Kerajaan Mataram membuat pengaruh politik keturunan Sanjaya terus terkikis.
Raja ke 9 dari Dinasti Sanjaya, Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodya Mahasembu, mampu mempertahankan kekuasaan dan bahkan memperluas wilayah kerajaannya hingga ke Bali.
Namun, penerusnya, Daksa (910 – 919 ), hanya berusaha mempertahankan yang diwariskan Dyah Balitung, tetapi penggantinya, Raja Thulodong mulai  mengalihkan  pemerintahan kea rah Jawa Timur.  Perpindahan kerajaan kedaerah Jawa Timur akhirnya terjadi pada zaman Raja Wawa . 
Ada beberapa alasan penyebab terjadinya perpindahan kerajaan ini, diantaranya :
1.      Ancaman Sriwijaya sangat kuat, apalagi, keluarga Syailendra sangat berpengaruh disebagian wilayah Kerajaan  Mataram.  Sangat berat bila pemerintahan terus diintai saingan politik yang selalu mengincar kekuasaan.
2.      Sering terjadinya Gunung Merapi meletus, gempa, membuat kehidupan yang tentram , aman, nyaman menjadi sangat terganggu.
3.      Letak ibukota Mataram Kuta gedhe sangat jauh dipedalaman, sulit mengembangkan ekonomi perdagangan yang waktu itu mengandalkan perdagangan maritime lintas pulau dan antar benua.
4.      Di daerah Jawa Timur mengalir dua sungai besar, yaitu, sungai Brantas dan Bengawan Solo.  Sungainya dalam, cocok untuk perahu ukuran besar yang muat beberapa ton hasil panen dari daerah pedalaman, untuk dijual keluar pulau atau kepedagang asing ( Arab, China dan India atau Persia ).
5.      Daerah Jawa Timur memiliki dataran rendah yang luas dan cocok untuk pertanian, perkebunan dan peternakan, yang bila dikelola dengan baik, lebih menjamin kesejahteraan penduduk Kerajaan Medang Kamulan.
Raja Wawa meninggalkan diganti oleh Mpu Sindok.  Dibawah kepemimpinan Mpu Sindok, kerajaan Mataram baru atau kerajaan Medang Kamulan tumbuh menjadi kerajaan yang kuat secara ekonomi dan stabil secara politik.  Mpu Sindok digantikan anaknya Sri Isyana Tunggawijaya yang nanti menikah dengan Pangeran Lokapala dari Bali.  Perkawinan Isyana dengan Lokapala melahirkan anak bernama Makutawangsawardhana. 
Masa pemerintahan Sri Isyana Tunggawijaya dan  Makutawangsawardhana  membawa kerajaan Medang Kamulan lebih makmur, aman, lebih tentram dan lebih kuat secara ekonomi.
Penerus Makutawangsawardhana adalah anaknya yaitu Dharmawangsa Teguh Ananta Wikramatunggadewa ( 990 – 992 ).  Kemakmuran yang diraih jauh sebelum Darmawangsa lahir menumbuhkan pola piker maju dari Darmawangsa.  Ia ingin Kerajaan Medang Kamulan menguasai perdagangan nusantara, perdagangan lintas pulau.  Namun, ambisinya terhalang oleh masih kuatnya kerajaan Sriwijaya.  Karena itu ia mengirimkan pasukan ekspedisi Melayu. Pasukan ini berhasil menguasai perdagangan lintas pulau dan berhasil menguasai daerah Lampung dan Jambi.
Namun, serangan oleh pasukan Kerajaan MedangKamulan dibalas dengan cara Srijaya mengajak kerajaan Wurawari yang ada di Tegal untuk meruntuhkan kerajaan Medang Kamulan.

Bantuan kerajaan Wurawari dan dukungan politik dari keluarga Syailendra yang ada di Jawa Tengah membuat pasukan Sriwijaya dapat masuk dan merebut bahkan membunuh Raja Kerajaan Medang Kamulan Dharmawangsa diistananya.  Dalam tragedy ini, hanya Anak Perempuan Darmawangsa yang kawin dengan Pangeran dari Bali, Airlangga dan pengawal pribadi Airlangga yang berhasil lolos dan lari kehutan.  Kerajaan Medang Kamulanpun hancur.

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...