Minggu, 24 Mei 2015

PNI

Learning history for senior high schools
Partai Nasional Indonesia (PNI) merupakan partai politik tertua di indonesia. Lahirnya PNI dilatarbelakangi oleh situasi  sosio-politik ketika pemerintah colonial Belanda dengan keras menghancurkan pemberontakan rakyat yang didalangi PKI.
Setelah PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah akibat pemberontakannya tahun 1926/1927, membangkitkan semangat baru untuk menyusun kekuatan baru.Dan yang paling penting adalah kekosongan kekuatan nasional yang harus segera diisi. 

Pengambil inisiatif gerakan ini adalah Ir. Soekarno pada tahun 1925 pendiriAlgemeene Studie Club di Bandung. Soekarno dan kawan-kawannya pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung Pendirian Perserikatan Nasional Indonesia. Rapat pembentukan partai ini dihadiri oleh Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr.Iskaq Tjokrohadisurjo, Mr.Budiarto dan Mr. Sunario.
Tujuannya adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka, sedangkan asas berdirinya diatas kaki sendiri, nonkoperasi, dan marhaenisme. Ketiga asas itu kemudian dipakai sebagai prinsip PNI. Anggaran dasar organisasi diambil dari cita-cita PI. Ketuanya dipercayakan kepada Ir. Soekarno.


Dengan berdirinya PNI diharapkan semua rakyat bersatu dan dapat menjalankan usaha yang sudah dirancang untuk melenyapkan kekuasaan jajahan dengan cara yang aman. Semua itu akan dicapai dengan berbagai usaha, antara lain :
(1). Usaha politik, yaitu dengan cara memperkuat rasa kebangsaan persatuan dan kesatuan, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerjasama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala perintang kemerdekaan dan kehidupan politik. Dalam bidang politik, PNI berhasil menghimpun organisasi-organisasi pergerakan lainnya kedalam satu wadah yang disebut Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
(2). Usaha ekonomi, yaitu dengan memajukan perdagangan rakyat, kerajinan atau industri kecil, bank-bank, sekolah-sekolah, dan terutama koperasi.
(3). Usaha sosial, yaitu dengan memajukan pengajaran yang bersifat nasional, mengurangi pengangguran, mengangkat derajat kaum wanita, meningkatkan transmigrasi dan memperbaiki kesehatan rakyat.
Oleh karena itu PNI selalu mengusahakan supaya bukan hanya terdapat orang-orang yang pandai akan dibidang itu, tetapi banyak orang-orang yang menjadi anggota dari PNI. Untuk menjadi anggota tidak langsung diterima begitu saja melainkan harus mengikuti syarat-syarat yang diberikan oleh ketua-ketua daerah. Bahkan untuk anggota biasa pun juga akan diberikan latihan-latihan agar mahir sesuai dengan peranannya di PNI. Cita-cita persatuan yang selalu diimpikan dan ditekankan dalam rapat umum PNI ternyata dalam kurun waktu yang singkat dapat diwujudkan. 
Dalam rapat tanggal 17-18 Desember 1927di Bandung, PNI, Partai Sarekat Islam, Boedi Oetomo, Pasundan, Soematranenbond, Kaum Betawi, Indonesisiche Studieclub dan Algeemene Studieclub, sepakat untuk mendirikan suatu federasi yaitu Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Selanjutnya dalam rapat PNI di Bandung tanggal 24-26 Maret disusunlah azas dan daftar usaha suatu anggaran dasar PNI, yang kemudian disahkan pada Kongres PNI I di Surabaya pada tanggal 27-30 Mei 1928. Tujuan Kongres adalah untuk mensahkan anggaran dasar, program azas dan rencana kerja PNI. Selain itu Kongres juga bertujuan untuk memperkenalkan diri lebih jauh kepada masyarakat dan dihadiri oleh wakil-wakil organisasi pergerakan. Pengaruh PNI dalam usaha mempersatukan seluruh kekuatan Indonesia dan persatuan Indonesia tidak hanya dalam organisasi politik saja tetapi juga dalam pergerakan pemuda. Ada dua macam tindakan yang dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam masyarakat, yaitu: kedalam, mengadakan usaha-usaha terhadap dan untuk lingkungan sendiri, yaitu mengadakan kursus-kursus, mendirikan sekolah-sekolah, bank-bank dan sebagainya. Keluar, memperkuat publik opini terhadap tujuan PNI, antara lain melalui rapat-rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan (di Bandung) dan Persatuan Indonesia (di Jakarta). Kegiatan PNI yang dengan cepat dapat menarik massa itu, sangat mencemaskan pemerintah kolonial. Meskipun mendapat peringatan halus dari kolonial cabang-cabang PNI yang tumbuh diseluruh Indonesia. Tujuh cabang pertama adalah di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Pekalongan dan Palembang. Hingga akhir tahun 1929 kandidat anggota PNI berjumlah kira-kira 10.000 orang diantaranya 6.000 di daerah Priangan.

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...