Kamis, 22 Januari 2015

Mengapa sejarah berbeda versi ?

Peradaban zaman telah memproduksi  berbagai peristiwa  sejarah.  Banyak buku sejarah ditulis untuk mengabadikan peristiwa tersebut.  Ditulis dengan dengan penuh kesungguhan dilengkapi dengan berbagai data, table , foto dll. Tetapi, kenapa tak sama ? Apakah sejarah itu bohong ? kenapa banyak versi ?
Untuk menjawab hal tersebut ,kita tergantung  kepada  satu konsep yaitu Historigrafi .  Historigrafi merupakan ilmu tentang menulis peristiwa sejarah.  Ada  metodologi  untuk menulis peristiwa sejarah dan tak boleh diabaikan.  Bila diabaikan tidak saja kebenarannya dan kesahihannya diragukan tetapi juga akan menjadi sebuah dongeng, mitologi atau lainnya.
Dalam penulisan sejarah , langkah pertama  adalah proses  heuristic  yaitu proses pencaharian sumber – sumber sejarah berupa berbagai dokumen, foto, benda, berbagai bentuk rekaman, buku, catatan harian dll.  Sumber-sumber sejarah  dicari  dan dibutuhkan sebagai bahan dasar penulisan sejarah.  Sumber – sumber sejarah itu digunakan untuk proses rekonstruksi peristiwa oleh para sejarawan,  mereka mengumpulkan semua yang dibutuhkan agar  penceritaan kisahnya sama, setidaknya mendekati peristiwa aslinya.
Langkah kedua adalah melakukan kritik terhadap Sumber sejarah yang ditemukan .  Tidak semua data sejarah yang ditemukan , diambil sebagai bukti sejarah, tetapi sumber yang ditemukan harus lulus dari  kritik ekstern,   dan kritik intern .  Kritik ekstern adalah untuk  memeriksa  dokumen atau benda sejarah yang ditemukan asli atau palsu masih utuh, atau sudah tidak utuh lagi, atau sudah diubah – ubah., palsu atau  asli.. Sebuah data yang ditemukan dan telah lulus dari kritik ekstern akan dikenakan kritik intern.  Kritik intern adalah apakah data sejarah itu yang dikehendaki atau yang tidak dikehendaki, sesuai tidak dengan masalah yang dibahas . kritik  intern akan menjadi fakta sejarah yang benar dan dibutuhkan untuk rekontruksi peristiwa sejarah.
Fakta – fakta sejarah  yang ditemukan, dihubungkan , dianalisis keterkaitannya , sehingga melalui proses interpretasi  dapat dicapai gambaran sejarah yang sesuai dengan realitas peristiwannya.  Karena itu, fakta – fakta sejarah yang lengkap , sangat mendukung dan menyempurnakan kisah yang dibangun. Sehingga siapapun yang membaca kisah sejarahnya  seakan melihat film dari kenyataan peristiwa bersejarah itu terjadi .
Tahap terakhirnya adalah penulisan sejarah ( historiografi ) itu sendiri oleh penulis.  Kelengkapan fakta-fakta sejarah yang didapat selama proses-proses awal penelitian sejarah menjadi sangat penting untuk membangun sebuah gambaran peristiwa sejarah yang terjadi.  Kepandaian merekonstruksi suatu peristiwa sejarah menentukan kecakapan dari seorang sejarawan.
Namun, kerap buku sejarah yang dihasilkan para sejarawan membuat bingung para pembaca sejarah.  Suatu peristiwa sering dicatat dalam buku sejarah, tetapi gambaran yang dihasilkan tidak sama, berbeda versi. Akibat dari beragam versi ini ada yang menganggap sejarah itu bohong.Sejarah itu bohong
Menurut Nugroho notosusanto, lahirnya bentuk –bentuk sejarah dalam berbagai versi  tidak lepas dari sikap subjective penulis sejarahnya., kedua karena prasangka kelompok, ketiga teori –teori interpretasi sejarah yang berbeda bahkan bertentangan, keempat, konflik-konflik filsafat  yang mendasarinya.
Disisi lain, kelengkapan data berupa berbagai benda sejarah, dokumen – dokumen tertulis, berbagai foto, film, klise, maupun cerita kesaksian para pelaku sangat penting keberadaannya,  dan   turut menentukan gambaran sejarah yang terjadi.  Sumber sejarah berupa para pelaku turut menentukan fakta yang terbentuk.  Para pelaku sejarah yang sudah tua, pikun atau beda persepsi kerap tidak menghadirkan fakta yang cukup, ketidak cukupan fakta sejarah ini berimbas pada bentuk sejarah yang dihasilkan.Kalau faktanya kurang , cerita yang dibangun menjadi memiliki bagian yang hilang, akan menimbulkan gambaran peristriwa sejarah yang   terputus dan  tak lengkap.
Karena itu, ketika sejarah yang dibangun dan diceritakan bersumber dari data-data, fakta-fakta sejarah yang kurang sumber sejarahnya, akan membentuk suatu versi sejarah .  Sehingga, bila para sejarawan menulis kisah sejarah tetapi   data – data, fakta- fakta yang dikumpulkan berbeda, tidak lengkap , dari pelaku sejarah yang berbeda, apalagi  dari masa yang berbeda  maka kisah sejarah yang dibangunpun akan  berbeda, dan yang lebih menyedihkan ketika subjektivitasnya sangat kuat, atau kepentingan idiologinya sangat dalam .  maka yang muncul adalah sejarah versi idiologi atau kepentingannya. Inilah penyebab muncul banyak versi  sejarah.

DAFTAR PUSTAKA
1.       Sayyid quthub.  Konsepsi sejarah dalam islam.  Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.1992
2.       William Kelleher storey.  Menulis Sejarah, panduan untuk mahasiswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011
3.       Nugroho Notosusanto.  Masalah penelitian sejarah kontemporer.  Jakarta: Intoi Idayu Press, 1984.,

Tidak ada komentar:

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock

Petisi Soetardjo yang membuat belanda Shock, tonton sebab , petisi ini berisi keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki parlemen pemerintaha...